Halaman:Kalimantan.pdf/367

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Untuk sementara waktu permintaan Kompeni Belanda tadi dikabulkan , tetapi pada tahun 1666 atas permintaan Sultan, kantor dagang Kompeni Belanda tadi ditutup, tetapi tentang pengiriman barang-barang dagangan masih tetap berlaku.

Kemudian pada tahn 1678 Sultan Mustainullah meninggal dunia dan diganti oleh Sultan Inajatullah sebagai radja hingga pada tahun 1685. Ketika Sultan Mustainullah masih memerintah, beliau mengutus anaknja ke Kotawaringin untuk memegang keradjaan disana jang kemudian dilantik serta bergelar Ratu Bagawan, dan radja inilah jang mula-mula mengembangkan agama Islam didaerah keradjaan tersebut.

Dalam tahun 1685 Sultan Inajatullah meninggal dunia dan diganti oleh Sultan Saidillah jang semasa mudanja bernama Kusuma Alam serta oleh rakjat digelari Ratu Anum, Sultan Saidillah duduk sebagai Sultan hingga pada tahun 1700.

Pada tanggal 2 Pebruari 1689 tiba-tiba datang seorang pendeta Katholik bernama Peter Ventimiglia dengan menumpang kapal Portugis jang bermaksud akan mengembangkan agama Kristen, tetapi usahanja itu tidak membawa hasil. Pada tanggal 30 Djanuari 1691, ia datang kembali mengulangi pertjobaannja, sekali ini terus mudik disepandjang sungai Barito, tetapi jang djuga menemui kegagalan dan pendeta Peter tersebut meninggal dunia di Barito.

* * *

Benteng Inggeris. Dalam tahun 1698 tiba-tiba kompeni Inggeris datang ke Bandjarmasin untuk mengadakan perdjandjian dagang dengan Sultan dengan memonopoli dalam hal perdagangan lada. Setelah perdjandjian tersebut mendapat persesuaian, maka Inggeris lalu mendirikan sebuah kantor dagang dan benteng jang menutup segala sungai-sungai sampai di Martapura dengan maksud sebagai suatu pengawasan jang serapi-rapinja.

Keadaan dan perbuatan Inggeris itu selama Sultan Saidillah masih memegang keradjaan, semuanja berdjalan baik dan tidak ada suatu gangguan apa -apa, tetapi dalam tahun 1700 setelah Sultan Saidillah meninggal dunia dan diganti oleh Sultan Tahlilullah, terbitlah suatu hura-hara terhadap Inggeris atas kelakuan dan perbuatannja itu. Achirnja dalam tahun 1707 kantor-kantor dan benteng-benteng jang menutup sungai -sungai kepunjaan kompeni Inggeris serta kapal-kapalnja habis dirusak binasakan oleh Sultan dan rakjatnja.

Melihat keadaan jang demikian itu, kompeni Belanda sangat bergembira dan dengan demikian Belanda tidak usah mendirikan kantor dagangnja lagi di Bandjarmasin untuk mengganti kepunjaan bangsa Inggeris sebab mereka jakin, bahwa sesudah rusaknja urusan dagang bangsa Inggeris, tentu Sultan akan mengirimkan dagangannja ke Djakarta, djadi tjukuplah menunggu di Djakarta sadja. Dugaan kompeni Belanda itu memang tepat, sehingga tidak usah pajah-pajah buat mengeluarkan ongkos banjak, tetapi djuga bisa mendapat lada jang sangat memuaskan banjaknja.

Kepuasan kompeni Belanda itu tidak hingga sampai disitu sadja, bahkan dalam tahun 1711 Belanda mengirimkan kapal-kapalnja ke Bandjarmasin untuk membeli lada dan lain-lain dagangan. Dalam tahun itu hasil- hasil jang ditjapainja sangat

363