Halaman:Kalimantan.pdf/358

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„Kandjan Halu" ada djuga orang daerah jang menjebutnja ,,tarian badjing lontjat", karena demikianlah lagaknja, jakni melompat-lompat diantara dua batang alu jang dipukul-pukulkan . Tarian ini sedikit agak sulit melakukannja, karena kalau kurang-kurang sigap dan tangkas ibu kaki akan remuk ditimpa alu jang berat itu. Oleh karena itu tarian ini hanja untuk laki-laki sadja.

,,Hariunglunok" adalah suatu tarian dimana laki-laki dan perempuan menarimenari mengelilingi pohon lunok - beringin 1 jang didirikan dihalaman atau dalam rumah. Tidak amat sulit untuk menarikannja. Tangan dikembangkan dan kaki bergeser-geser pada lanti, namun demikian agak pajah djuga bagi orang jang belum biasa. Jang menari dalam tarian ini ialah njanjian jang bersahutsahutan antara muda-mudi. Disinilah segala bahasa kuno jang berpapatah petitih dikeluarkan dan sindir menjindir. Tjara jang bebas ini ada hubungannja dengan ,,Rasa kedewasaan".

Sedang tarian „ Deder ", jaitu tarian tunggal seorang lawan seorang antara pemuda dan wanita. Sambil menari djuga berlagu sindir-menjindir, dengan memakai bahasa sehari-hari. Tetapi tarian „Mangandjan" jang hampir seperti tarian ,,Hariunglu -nok” hanja jang dipasang ditengah-tengah bukan beringin, melainkan patung jang dinamakan „ Sapundo ". Sudah terang tarian ini rapat sekali hubungannja dengan kepertjajaan kepada agama. Konon kabarnja dalam zaman purbakala, bahwa jang ditengah-tengah itu bukannja patung, melainkan manusia jang akan didjadikan kurban.

Tari perang adalah tarian jang terkenal dan terindah dalam masjarakat Dajak, jang lazim djuga disebut tari Kenjah, suatu daerah Dajak di Kalimantan Timur. Karena jang paling gemar dengan tarian ini adalah mereka dari suku Kenjah. Tjara menarikannja, ialah berhadap-hadapan dengan lawan, masingmasing bersendjata mandau dan kelewang. Orang jang melihatnja akan takut karena mereka bertikam-tikaman. Kalau jang seorang memarang musuhnja, tidak tanggung-tanggung, tidak ubahnja dengan berkelahi sungguh-sungguh. Tetapi oleh karena masing-masing pihak telah mahir dalam tarian itu, maka tidak seorangpun jang mendapat tjelaka. Itulah tarian suku Dajak jang tidak sembarangan orang dapat menarikannja dengan sempurna, karena tarian itu adalah tarian kepahlawanan, sedang alat musiknja ialah ketjapi jang dibuatnja untuk mengatur langkah.

Dan bagaimana dengan kesenian - tarian-tarian - dari suku Melaju? Suku Melaju jang umumnja terdapat didaerah pesisir Kalimantan Barat sedjak lama sudah terpengaruh oleh tarian-tarian dari Malaya atau Serawak, jang lazim disebut djuga „Tandak Serawak". Tarian ini meluas sekali, karena tidak sadja dilakukan oleh orang-orang tua, tetapi lebih-lebih oleh golongan pemudapemudanja. Bahkan djuga dikalangan kaum wanitanja terdapat sematjam tarian jang dinamakan ,,Berkilah".

Ketjuali itu ada djuga tarian Djoget, Mak Jung , baik dilakukan beramai-ramai antara lelaki dengan lelaki, dan maupun berpasang - pasangan antara mudamudi. Tarian ini sampai sekarang masih amat populair dikalangan masjarakat Sambas umumnja. Untuk mengadakan „ Tandak" ini ada pula waktunja, ialah waktu peralatan perkawinan, bersunatan atau ,,Membalik tikar".

354