Halaman:Kalimantan.pdf/352

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dipergunakan sebagai alat penghias rumah tangga. Mandau diperbuat daripada batu gunung jang bertatahkan emas, perak atau tembaga. Hulunja diperbuat dari tanduk atau kaju jang dihiasi dengan bulu-bulu burung. Diukir dengan sangat indahnja, kadang-kadang diberi rumbai dari rambut anak dara. Sarungnja diukir dan diperbuat daripada kaju, disisip dengan bulu burung enggang, serta diberi manik-manik jang dianjam dengan rotan jang halus. Untuk lebih menarik kelihatannja, dekat hulunja ditempatkan pula sebuah pisau ketji diikat pada gagangnja. Pisau ketjil itu berhulu bulat pandjang kira -kira pandjangnja 30 cm dan pada udjungnja diberi ukiran pula.

Sendjata dondang diperbuat dari bambu jang runtjing, diberi busur dan bisa menusuk dengan sendirinja, kalau tali busurnja terpidjak. Dondang ini dipasang dalam hutan - zaman dahulu kala dipasang ditempat jang hendak dilalui musuh - sebagai djebakan . Kalau kena sendjata ini , djarang sekali orang bisa hidup, karena ukurannja sengadja dibikin bertentangan dengan djantung, setidaktidaknja perut.

Ponjang adalah suatu sendjata batin. Kalau orang mula-mula berdjumpa dengan orang Dajak, terutama dipedalaman daerah suku Ot, mungkin terkedjut melihat barang-barang jang bergantungan dileher dan dipinggangnja, seperti batu-batu, kaju-kaju, taring-taring binatang, botol-botol ketjil jang berisi obat dan lain-lain. Namanja ini dalam bahasa Dajak „ Ponjang", dapat dikatakan sebagai azimat, bagi suku-suku Melaju jang fanatiek. Tetapi oleh orang Dajak, ponjang dipelihara sebagai pusaka jang turun-temurun, karena sendjata tersebut mengandung chasiat untuk mempertebalkan semangat perkelahian. Tidak takut pada musuh, penolak bala dan penjakit, dan penolak hantu, ratjun dan sebagainja. Sendjata-sendjata atau benda-benda itu harus diketahui oleh umum, karena tidak boleh sama sekali dilangkah atau dipermain-mainkan, oleh siapapun djuga, menurut sepandjang adat dan sumpah golongan Dajak Ot sendiri. Siapa jang berani menghina ponjang jang mendjadi lambang keberaniannja, jang sama artinja dengan membunuh Kepala Suku, maka orang jang demikian wadjib dibunuh.

Bagaimana pakaian suku Dajak? Banjak matjam dan ragamnja. Tetapi jang terang pakaian itu dibikin dari kulit kaju arau, siren, njamu, akar tengang dan kaju beringin, bahkan ada jang diperbuat dari sutera nenas. Bagi lelakinja pakaian mereka diperbuat selain dari kulit-kulit kaju, djuga dari kulit-kulit binatang seperti matjan tutul, beruang jang diperlengkapi dengan manik-manik dan bulu-bulu burung. Menenun badju atau kain jang dipergunakan untuk peperangan jang dinamakan sangkarut". Pakaiannja mereka sederhana sadja, tetapi bagi mereka sudah lebih daripada memuaskan. Kepalanja ditutup dengan sematjam topi, jang dihiasi dengan bulu-bulu burung dan manik-manik jang dipakai oleh kaum laki-laki jang mendjadi Kepala Suku. Untuk anak-anak daranja diperbuat topi dari rotan jang dianjam amat halus serta indah buatannja, diberi pula tatahan manik, benang merah, hitam dan putih.

Anjaman indah pada wanita-wanita dinamakan ,,bawin lewu telo tempun tiawun", sedang topinja bermatjam-matjam pula menurut bentuk dan bangunnja jang terindah dari segala matjam topi wanita. Umumnja orang Dajak dipedalaman Kalimantan amat gemar dengan manik-manik, bulu-bulu burung, anjaman-anjaman halus sebagai perhiasannja. Djuga dengan mas, perak dan tembaga mereka amat

348