Halaman:Kalimantan.pdf/304

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kolera atau sampar dan lain-lain , jang semuanja itu dapat disembuhkan dengan kesaktian dukun/ djampe belaka.

Tempat-tempat jang masih mempertjajai ketachjulan ini, umumnja dipedalaman, tempat-tempat jang djarang dikunjungi oleh pegawai-pegawai kesehatan. Ditempat ini kebanjakan rakjat masih menganut agama aslinja, tetapi jang terhitung kurang tinggi ketjerdasannja ( karena buta huruf ) atau ditengah-tengah rakjat Islam ditepi-tepi pantai jang sangat panatik dengan agamanja.

Usaha-usaha Pemerintah memberantas paham kolot ini sedjak lama didjalankan, tetapi kelihatan sangat lambat sekali kemadjuan-kemadjuan jang telah ditjapai. Rintangan-rintangan jang menghambat adalah disebabkan ketjerdasan jang masih rendah atau buta huruf, sehingga penerangan - penerangan - terutama melalui buku -buku pengetahuan - tidak dapat memberi tjontoh jang baik bagi mereka. Sebagian lagi (hanja sebagain ketjil) rintangan jang ditimbulkan oleh religieus.

Sebuah djalan jang harus ditempuh untuk mengalahkan (mengurangi ) paham jang salah ini ialah dengan djalan memperhebatkan barisan penerangan dan menambah djumlah alat-alat kesehatan rakjat.

* * *

Semangat Gotong- rojong.

Untuk memberi gambaran usaha tolong-menolong di Kalimantan, kita datang menudju sumbernja, ditempat-tempat usaha kedjurusan ini masih berbentuk asli, masih tidak terpengaruhi oleh suasana luar, suasana camouflage dan pura-pura, terbawa oleh pergeseran penduduk dan milieu, sehingga keadaan semula terbungkus erat diselubungi suasana baru. Sumber jang ikta maksudkan jaitu desa jang masih banjak di Kalimantan, baik disebelah Barat, Selatan atau Timur, suatu tempat jang sunji- sepi karena kekurangan penghuninja, Disinilah orang-orangnja, masih berpegang teguh kepada kebiasaan-kebiasaan nenekmojang sedjak mereka mengenal dunia.

Dalam pada itu bukan dimaksud, bahwa dikota-kota atau bandar-bandar jang ramai, semangat tolong -menolong ini tidak ada, akan tetapi disana sudah diganti dengan tjara lain, tjara baru, sesuai dengan djalan pikiran orang-orang kota jang selalu sibuk dengan 1001 kepentingan individu. Disana telah ada organisasi-organisasi, telah ada perkumpulan-perkumpulan, sudah berdiri jajasanjajasan penolong kurban ketjelakaan dan sebagainja, dimana kewadjiban-kewadjiban itu telah diserahkan dan ditugaskan kepada orang-orang jang tertentu, orang-orang gadjian; jang lain boleh melenggang -pandjang menonton peristiwaperistiwa malapetaka, atau paling banjak hanja merogoh saku melempar sepitjis dua pitjis mata uang kedalam tabung derma. Dengan berlaku demikian ia sudah merasa puas, sudah merasa telah berdjasa besar. Bentuk pertolongan-pertoloncan dikota telah diganti dengan kebendaan.

Tidak demikian didesa. Orang-orang desa kurang mengenal istilah organisasi atau perkumpulan, tidak membutuhkan apa jang dinamai anggaran-dasar dan anggaran-tetangga; paling banjak hanja mengenal akan rukun-kampung atau rukun-tetangga ataupun kinrohosi dizaman saudara tua, suatu istilah baru bagi mereka, tetapi tjara bekerdjanja jang itu-itu djuga, hidup bertolong-tolongan tjara mereka, suatu tjara hidup kollektief jang berbilang ratusan tahun telah berdjalan dengan harmonis.

300