Halaman:Kalimantan.pdf/176

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

petani Indonesia jang achirnja terus menerus terikat kepada apa jang dinamakan,,idjon sistim". Rata-rata penghasilan kelapa rakjat terbatas kepada setengah kering sadja, jaitu sebelum matang telah didjual kepada tengkulak-tengkulak Tionghoa.


Tengkulak-tengkulak Tionghoa mempunjai rumah asap dan langkau sendiri jang besar-besar, sedang kaum petani di Kalimantan Barat tidak mempunjainja. Kalaupun ada hanja kepunjaan perseorangan sadja, sedang djumlah ketjil sekali. Karena itulah rakjat tidak dapat mendjual langsung kepada Jajasan Kopra, melainkan terpaksa melalui tengkulak-tengkulak Tionghoa jang memberikan bajaran amat rendah. Demikian djuga dengan karet, hampir sama sadja dengan kopra jang umumnja djatuh ketangan bangsa asing.


Dalam hubungan ini peranan bangsa asing di Kalimantan Barat amat mendesak penghidupan rakjat, lebih-lebih setelah mereka dengan pertaniannja jang setjara gotong-rojong banjak terdapat disebagian Singkawang dan Bengkajang. Hak H.O. ( Huurovereenkomst ) jang diberikan oleh politik kolonial Belanda jang telah turun-temurun itu mengakibatkan bertambah mandjanja orang -orang asing ini, lebih-lebih mereka mengetahui, bahwa rakjat Kalimantan Barat belum nampak perhatiannja terhadap usaha-usaha pembukaan tanah. Di Kalimantan Selatan usaha pertanian memberi kemungkinan-kemungkinan jang tidak ada batasnja, asal sadja terlebih dahulu dilakukan pengeringan, sedang diantara sungai Kapuas dan Kahajan sadja telah diusahakan mengeringkan tanah seluas 15.000 Ha , jang berarti peluasan sawah dengan 12.000 Ha bersih jang dapat mengeluarkan beras tiap tahun tidak kurang dari 12.000 ton , ditambah dengan hasil bumi lainnja jang dapat ditanami .


Tetapi tipisnja penduduk Kalimantan merupakan suatu kesukaran dalam mewudjudkan segala usaha pembukaan dan pembangunan, dan sebaliknja pula merupakan suatu faktor jang menguntungkan . Sedang jang merupakan faktor kesulitan dalam arti , bahwa segala tenaga jang diperlukan untuk membuka tanah-tanah di Kalimantan harus didatangkan dari luar, akan tetapi merupakan faktor jang menguntungkan, oleh karena djustru tipisnja penduduk inilah jang memberi kemungkinan untuk mendjalankan suatu rentjana setjara besar-besaran, dengan tidak terikat oleh hak tanah dari penduduk.


Tipisnja penduduk inilah jang memungkinkan untuk membuka tanah pertanian besar, baik setjara perseorangan , maupun setjara usaha bersama jang dapat dikerdjakan setjara mekanis dengan mempergunakan segala alat-alat modern, jang di Djawa tidak mungkin, karena tanah telah terpetjah -belah dalam bagianbagian jang ketji jang tidak memungkinkan exploitatie setjara modern. Dengan demikian maka Kalimantan jang dewasa ini untuk makanan penduduknja buat sebagian masih tergantung kepada pemasukan beras dari luar akan dapat pula merupakan gudang beras dan menolong kepulauan lain di Indonesia.


Kemungkinan mendirikan usaha -usaha bersama tidak terbatas kepada lapangan pertanian sadja, melainkan djuga dalam perusahaan-perusahaan kaju, jang dapat didirikan dalam gabungan dengan perusahaan mengerdjakan bahan -bahan hasil hutan, bak dengan mendirikan perusahaan bersama dengan modal partikulir, maupun dengan perusahaan- perusahaan dimana modal dipegang oleh Pemerintah dengan buruh perusahaan bersama. Dalam hal ini Pemerintah sebagai penanam

172