Halaman:Kalimantan.pdf/171

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Keadaan penghidupan mereka ditempat-tempat jang baru ini penuh dengan suka-dukanja, terutama mereka jang ditempatkan didaerah Sanggau-Ledo harus membiasakan diri hidup dalam kesunjian, djauh dari segala matjam tontonan, sedang pergaulan amat sempit, dan mereka seakan-akan terkurung. Hal ini tidak disebabkan oleh tanah atau perkampungan jang mereka tempati, tetapi disebabkan adanja kenjataan, bahwa para transmigran jang ditempatkan disana belum dapat melaraskan diri dengan keadaan hidup baru. Hal ini mungkin karena kurangnja penerangan jang harus mereka terima sebelumnja diberangkatkan, dan kurang mendapat latihan.

Tetapi mereka jang ditempatkan dilain daerah seperti di Ketapang agak beda, karena disini mereka dapat menjesuaikan diri dengan keadaan dan penduduknja, ditambah lagi karena mereka kuat bekerdja, sehingga ditempat baru ini dapat diharapkan succes dalam usahanja, sebagai pelopor pembangunan. Jang demikian ini djuga karena kenjataan-kenjataan, bahwa mereka ketika akan berangkat telah tjukup menerima penerangan-penerangan dan latihan kerdja. Melihat kenjataan-kenjataan ini, teranglah sudah, bahwa usaha pemindahan penduduk, sekalipun masih amat terbatas kepada mereka dari bekas pedjuang, namun membawa hasil jang baik.

Bagaimana di Kalimantan Selatan dan Timur? Dalam usahanja menampung tenaga-tenaga bekas pedjuang, tidak kurang baiknja dari apa jang telah ditjapai oleh BRN di Kalimantan Barat. Dalam perumahan tahun 1950 Pemerintah telah berusaha mentransmigreer para bekas pedjuang bersendjata ke Kalimantan Selatan, dengan sebutan Tentera Pembangunan. Mereka dikirim dari Djawa untuk membuka hutan belukar di Kalimantan jang banjaknja beribu-ribu ha, untuk selandjutnja didjadikan tanah pertanian dan persawahan, perladangan dan perkampungan. Dengan demikian mereka akan dapat kembali kemasjarakat, setelah melalui beberapa saluran.

Bataljon pembangunan jang telah didatangkan dari Djawa oleh Pemerintah daerah telah ditempatkan dibeberapa daerah di Kalimantan Selatan. Bataljon itu terdiri dari empat kompi jang masing-masing ditempatkan di Puruk Tjahu, Maduredjo, Pleihari dan di Mentaren, sedang tiap kompi terdiri atas 250 orang.

Dalam hubungan ini memang penjelesaian tempat adalah satu faktor jang harus diperhatikan, karena djika tidak maka akan timbul kesulitan-kesulitan, seperti apa jang dialami oleh Bataljon Pembangunan tersebut. Mereka pada umumnja ditempatkan didaerah jang tidak sesuai dengan keadaan daerah mereka sendiri di Djawa, misalnja daerah Djogja dan Solo jang tanahnja bergunungan, hendaknja djangan ditempatkan didaerah jang berawa, misalnja sadja Mentaren dan Maduredjo.

Sedang didaerah Puruk Tjahu dan Pleihari keadaannja agak lebih tjotjok, dan ditempat ini mengandung kemungkinan-kemungkinan jang baik bagi kaum transmigran. Tetapi penempatan mereka di Maduredjo agak menjulitkan karena daerah itu adalah tanah pegunungan, sedang mereka jang ditempatkan disitu merasa kurang tjotjok untuk persawahan dan pertanian. Achirnja sebagai akibat penempatan jang salah itu, mereka dipindahkan kelain tempat jang sesuai dengan keadaan mereka sendiri. Walaupun demikian penjaluran tenaga bekas pedjuang ke Kalimantan Selatan ini berdjalan agak lantjar, sekalipun masih terdapat kepintjangan. Adapun sebagai dasar objek jang diberikan oleh BRN

167