Halaman:Kalimantan.pdf/170

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dalam tahun jang lalu telah ada beberapa tempat di Kalimantan Barat jang disediakan guna transmigrasi CTN, jaitu di Sanggau-Ledo termasuk Kabupaten Sambas, telah didatangkan anggauta-anggauta CTN berasal dari Djawa Barat sedjumlah 200 orang termasuk kaum keluarganja. Sedang di Kabupaten Ketapang telah didatangkan sedjumlah 100 orang jang berasal dari Djawa Timur. Demikian djuga dalam Kabupaten Pontianak di Pahauman telah diisi oleh bekas para pedjuang untuk membuka tanah guna pertanian sedjumlah 145 orang bersama kaum keluarganja.

Pekerdjaan jang pertama jang harus mereka lakukan ialah membuka tanah dalam hal ini tidak sadja membuka hutan, tetapi djuga mengeringkan rawa. Djadi untuk bertjotjok-tanam didaerah ini bertentangan dengan keadaan tanahtanah di Djawa, kalau di Djawa penanaman harus menantikan air, maka di Kalimantan malah air disingkirkan lebih dahulu. Selandjutnja apabila tanah-tanah itu telah dikeringkan, barulah diusahakan pertanian. Pembagian tanah jang telah diberikan kepada anggauta-anggauta bekas pedjuang ini, tiap orang mendapat pembagian tanah minimum 2 ha dan maksimum 10 ha. Akan tetapi bilamana anggauta CTN tersebut ternjata memberi hasil sebagaimana jang diharapkan, maka pemberian tanah itu tidak ada batasnja, artinja seberapa mungkin akan diberikan, mengingat luasnja tanah-tanah kosong di Kalimantan.

Disamping usaha-usaha pertanian djuga diusahakan akan mengoper pabrik kaju kepunjaan seorang Belanda jang hendak didjualnja. Pabrik itu didjalankan dengan mesin dan terletak didaerah Paloh, 40 kilometer dari Kota Sambas. Selain di Paloh masih ada sebuah pabrik kepunjaan Belanda lagi jang akan didjual, tapi jang belakangan ini terletak di Ketapang. Djadi letaknja kedua pabrik tersebut, kebetulan sekali ditempat-tempat jang dekat dengan tempat jang akan diusahakan oleh CTN. Rentjana selandjutnja dapat diterangkan, bahwa dalam waktu jang singkat akan didatangkan lagi sedjumlah 300 orang bekas tenaga pedjuang dari Djawa Timur, jang tidak bersama keluarganja.

Pekerdjaan-pekerdjaan jang telah mereka lakukan di Kalimantan Barat ialah membiasakan hidup didaerah baru dalam masjarakat baru, dan pembikinan doorgangshuis guna menampung anggauta-anggauta CTN jang akan didatangkan. Pembikinan doorgangshuis ini merupakan persiapan untuk perbuatan perumahan sendiri. Biaja pembikinan rumah mereka oleh Pemerintah disediakan sumbangan uang dan alat-alat lainnja. Biaja penghidupan mereka sehari-hari selama usaha pertanian belum mendatangkan hasil masih ditanggung oleh ketenteraan, sedang untuk keluarga mereka mendjadi tanggungan Biro Rekonstruksi Nasional.

Kesulitan-kesulitan jang dihadapi oleh BRN didalam menjelenggarakan usaha transmigrasi tidak berbeda dengan kesulitan-kesulitan jang dihadapi oleh Djawatan-djawatan lainnja didaerah Kalimantan Barat, jaitu kekurangan tenaga manusia. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini telah dibentuk suatu badan jang merupakan inter Djawatan, jaitu Badan Penjelenggara Usaha Rekonstruksi. Tetapi oleh karena Djawatan-djawatan lain masih mengalami kekurangan tenaga, maka mobiel team dari badan ini masih djuga belum lantjar djalannja. Dalam ini jang menggembirakan ialah adanja goodwill dari masing-masing pihak, sehingga lantjarnja usaha ini hanja tergantung kepada sempurnanja pembagian pekerdjaan dan kegiatan kerdja.

166