Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/99

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

PROLOG BATU PANTAI

Ikhsan

AIM, AMIK, STMIK Jayanusa Padang


PARA pekerja sedang membawaku. Dengan bersusah payah mereka mengangkatku di kedua telapak tangan kasarnya dan melemparkanku ke atas truk. Begitu pun dengan teman-temanku, kami saling berhimpitan di dalam sana. Tak ada sesal di hati kami walaupun kami akan dihijrahkan ke tempat yang belum pernah kami kunjungi.

Kami setiap harinya bertengger di sebuah bukit yang jarang sekali didatangi orang meskipun ia seorang yang berpredikat wisatawan. Sebab, bukit tempat kami bertengger tidak memiliki objek wisata yang bisa dibanggakan. Bukit kami hanyalah seonggok tanah yang ditumbuhi lumut dan ditenggeri bebatuan, seperti halnya diriku.

Aku memandangi langit biru dengan arak-arakan awan putih, seputih lembaran kapas. Hanya itu yang bisa kupandangi. Aku tidak dapat melihat tempat bertenggerku dahulu

87