Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/70

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

datang ke pangkuan loe setelah gue tidak merasa ketakutan lagi dan berhenti mengoleksi kotak musik ini.”

“Udah dech, gue mau sekarang juga loe bawa gue ke tempat koleksian loe.”

Setiba di rumah Danang, Hesni langsung menuju ke ruang khusus koleksian Danang. Ternyata memang banyak kotak musik yang berkunci di ruang tersebut.

“Ambil aja berapa yang loe mau Hes,” suara Danang mengagetkan lamunanku.

Gue ambil ini aja ya Nang, boleh nggak gue minta dua Nang, boleh ya..., please,” aku seperti pengemis lagi minta-minta.

“Ya, nggak apa-apa, kok,” kulihat senyuman Danang yang memikat.

Sepulang dari rumah Danang, Hesni langsung curhat dengan Deva kalau ia sudah jadian sama Danang dan ia membawa dua kotak musik yang cantik pulang dan dipajang di atas meja belajarnya.

Sudah satu minggu Danang tidak masuk sekolah, Hesni yang sangat merindukan Danang mengunjungi rumah Danang. Hesni terkejut rumah Danang dipagari dengan garis polisi. Hesni langsung pulang dan menjumpai orang tuanya yang sudah balik dari luar kota.

“Mama, Papa, kapan datang, oleh-oleh buatku mana?”

“Oleh-oleh untukmu sudah ada di kamar, sekarang ganti baju, kita akan makan di luar, okey,”

Okey, dech."

Setiba di kamar Hesni langsung menukar pakaiannya, ia bersiap-siap makan di luar bersama ortunya. Tiba-tiba Hesni melihat koran bertulis kotak musik dengan huruf yang tebal di atas sofanya. Kebetulan tadi ortunya Hesni membeli makanan kesukaan Hesni. Jadi, makanan tersebut diberi bungkusan luar dengan koran. Hesni merasa ada yang menariknya untuk membaca koran bekas tersebut. Air mata Hesni langsung membasahi pipinya. Ternyata selama ini kotak musik yang dikoleksi Danang berisi obat terlarang. Dan semua kotak musik milik Danang disita oleh polisi. Sekarang Danang jadi buronan polisi. Hesni langsung membuka kotak musik yang diambilnya di lemari tempat koleksian Danang,

58