Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/61

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Ibuku juga senang karena sekarang aku telah mempunyai seorang teman. Biasanya aku selalu kesepian di rumah. Aku sering duduk termenung memandangi tanaman-tanamanku yang mulai berbunga. Tapi, sekarang, selain memiliki tanaman yang bermekaran indah, aku juga ditemani Tio yang sangat mengerti kondisiku. Paham keadaanku. Walau kadang ia sering mengernyit tak mengerti dengan ucapanku yang tak jelas, ia selalu berusaha memahami setiap kalimatku.

Semakin hari kami semakin akrab. Tidak hanya bicara seputar tanaman-tanaman hiasku. Kami mulai membahas tentang pelajaran sekolah (kebetulan kami sama-sama kelas dua SMA) dan tentang kisah hidup kami. Sekarang, selain kepada Ibu aku mengadukan masalahku, Tio juga menjadi teman curhat baruku. Dia memberi solusi yang baik untuk setiap masalahku hingga aku merasa nyaman jika bersamanya.

***

"Wah..., hebat sekali dia! Masih kecil sudah jadi orang yang hebat! Pasti orang tuanya senang dibelikan mobil sama dia!" komentar Ibu saat menonton sebuah infotainmen di warung depan rumah. Infotainmen itu sedang membahas profil seorang artis remaja. Film yang dibintanginya meraih sukses. Selain itu, album solo pertamanya juga laku keras. Dengan penghasilannya sendiri, dia membelikan ibunya sebuah mobil.

Ibu tak sadar kalau aku ada di sana. Aku masih berdiri di samping warung itu. Aku mengikuti ibu karena dompetnya ketinggalan di rumah, saat dia mau belanja ke warung, dan bermaksud untuk mengantarkannya. Tapi, sebelum aku sampai di dalam warung, aku menguping komentar ibu tentang artis remaja yang dibahas di infotainmen itu.

Bisa aku lihat wajah Ibu yang menyiratkan sedikit rasa bangga walau artis cilik itu hanya orang lain yang tidak dikenalnya. Aku tahu, sebenarnya Ibu sangat ingin memiliki anak yang membanggakan. Tapi sayang, aku belum juga bisa membahagiakannya. Aku berjanji, aku akan membuatnya bangga.

***

49