Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dengan berbagai cara. Pura-pura jadi teman lama, padahal aku tak pernah mengenal mereka sama sekali. Bahkan, ada yang pura-pura jatuh tepat di depanku. Ya..., terpaksa aku tolong. Bukan terpaksa, tapi aku harus ikhlas! Percuma saja, kan, sudah jungkir balik menolong, tak dapat pahala dari Yang Mahakuasa! Tak enak itu namanya!

Akhirnya, aku berbalik dan menoleh ke arah suara itu. Aku ingin lihat, bagaimana pula orang ini ingin berkenalan denganku. Apa ada metode lain? Atau, metode yang sudah basi? Ya..., ini merupakan resiko lain dari wanita cantik. Apa boleh buat!

“Kus! Kus! Kus!” dia kembali memanggil namaku. Terlalu keras menurutku karena jarak kami tak begitu jauh.

Kumenoleh ke belakang, mata yang dari tadi memperhatikanku menghilang setelah melewati gang sempit di perkelokan depan rumah kosong seberang sana. Masih kulihat senyum tipisnya sebelum benar-benar menjauh dari penglihatanku. Mungkin ia akan berpikir aku akan tergoda dengan senyumannya itu.

“Kus! Kus! Kus!”

Orang tersebut tepat berada di depanku. Tak diliriknya aku sedikit pun. Apa yang ia lakukan? Dia seperti mencari sesuatu. Padahal, dia telah memanggil namaku berkali-kali. Apa dia tidak melihatku? Aku bukan mahluk halus yang tidak bisa dilihat!

Oooh..., aku tahu, dia menggunakan the new method! Baru kumengerti sikapnya. Pura-pura tak memanggil namaku. Setelah itu, aku akan menanyainya, jangan terlalu berharap!

Terlalu enteng dia berkenalan denganku jika aku bersikap murahan seperti itu. Orang lain saja sudah bersusah payah menggunakan segenap kekuatannya demi berkenalan denganku. Tapi, dia..., dia pikir aku suka cara seperti itu? Huhh...the bad method! Aku pun melewatinya dengan acuh tak acuh.

“Kus! Kus! Kus!” ujarnya lagi. Secepat kilat aku menoleh kepadanya. Secepat petir pula dia diam kembali.

Kali ini kesabaranku sudah di ubun-ubun. Setelah memanggil namaku, dia pura-pura tak tahu. Pelecehan itu

9