Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sihkan dapur. Adik perempuanku membersihkan ruang tengah, termasuk kamar. Ayah dan aku dapat pembagian membersihkan rumah bagian luar, termasuk halaman. Ayah memilih membersihkan halaman belakang rumah dan aku membersihkan halaman depan rumah.

Semua bagian halaman telah aku bersihkan, kini tinggal membersihkan kolong rumah. Kolong rumah ini biasa dipakai oleh nenek untuk menyimpan kayu bakar. Aku hendak melangkah ke bawah tangga membuka pintu kolong itu. Aku terkesiap, aku baru ingat, bakiak itu aku letakkan di sini. Aku gemetar, mengapa aku sampai lupa letak bakiak itu.

Bakiak itu aku sembunyikan semata-mata hanya karena ingin melihat nenek memakai sandal yang lebih layak dari bakiak itu, paling tidak sandal jepit, dan aku juga ingin memberikan sesuatu yang sangat berkesan bagi nenek. Satu-satunya yang kurasa pantas kuberikan pada nenek hanya sebuah sandal yang baru walau hanya sebuah bakiak. Ternyata, perkiraanku salah, nenek tidak menginginkan sebuah sandal yang baru. Nenek hanya menginginkan bakiak usangnya itu.

Aku mengambil bakiak itu saat nenek sedang salat di masjid.

Sesalnya, saat aku ingin mengembalikan bakiak itu ke nenek, aku malah lupa tempat menyembunyikan bakiak itu.

Wajah sayu nenek langsung melintas di depanku. Mata nenek yang selama ini menerawang, kini seperti menghunjam kepadaku. Tajam, tajam sekali, Mata itu seperti mengulitiku hidup-hidup dan aku seperti domba yang menggelepar-gelepar di tanah dengan jangat telah terpisah dari daging. Aku Seperti dihakiminya dengan beribu umpatan dan dosa yang harus aku tanggung.

Kini, bakiak itu terhampar di depanku. Bakiak yang Sungat dicintai nenek dan yang kucari-cari selama ini.

7