Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/177

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Sekarang dia berdiri ala model di gerbang SMA-nya. Lagi- lagi aku mengikutinya pagi ini. Kuperhatikan matanya, O..., ow, tak begitu bersahabat pagi ini. Apa itu karena aku? Mmm..., tidak, mata itu tampak gelisah. Yah! Sedikit kecemasan kukira. Dia terus menengok ke kiri dan ke kanan. Lho, ada apa dengan Richmond? Tak seperti biasanya.

Dia sibuk merapikan rambutnya yang berdiri ala Kipli, anak kecil yang sering kulihat di kotak kaca ajaib. Aku perhatikan wajahnya, masih saja cemas. Ah, Rhicmond, apa yang bisa kubantu untuk menghilangkan kecemasanmu?

Tak berapa lama kulihat senyum menggoda dari bibirnya yang seksi. Aduh, senyummu maut banget, Rhicmond. Sekarang dia berdiri mematung, lho? Yap, dia mematung dan o... ow, siapa yang ditatapnya?

Seorang gadis cantik membalas senyum Richmondku. Rhicmond masih saja mempertahankan senyum sempurnanya. Aku menatap sinis ke gadis berkulit putih itu. Wajah cewek itu, yah..., lumayan cantik. Tapi, kupastikan aku tak kalah cantik dari dirinya!

Gadis itu berhenti tepat di depan Rhicmond. Mereka tertawa bahagia. Hot...hot... hot..., hatiku panas. Siapa dia? Mengapa dia mendekati Rhicmond? Apa haknya? Apa pengorbanannya untuk seorang Rhicmond? Pertanyaan demi pertanyaan bergema di dadaku. Aku yang selalu berada di samping Rhicmond. Aku yang selalu mengingatkannya kalau yang selalu dia lupa mengerjakan salat. Aku membangunkannya setiap subuh. Sangat banyak yang kulakukan untuk seorang Rhicmond. Nah, cewek itu! Apa yang pernah dia lakukan untuk Rhicmondku. Apa?

Lagi-lagi mereka tersenyum manis. Sakit! Ini menyakitkan. Tak ada yang boleh mendekati Rhicmondku. Tidak seorang pun! Tidak! Takkan pernah kuizinkan! Cowok sempurna itu hanya milikku. Dia diciptakan untukku. Harus!

Si cewek berambut panjang itu bercerita dengan Rhicmond. Apa yang mereka ceritakan, aku sama sekali tidak tahu. Maklumlah, mereka berada di seberangku. Motor-motor liar di depanku sangat mengganggu gendang telinga. Tapi. sesekali kudengar cekikikan manja dari gadis itu, mungkin Rhicmond sedang melucu. Hatiku semakin panas!