Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/175

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Pasti bisa! Asal ada kemauan kita pasti bisa!” ucap Pak Hesti lagi.

“Iya, Paman! Berusaha berdua, kan lebih baik daripada sendirian,” tambah Rasel sambil memegangi tangan pamannya. “Tuh, Rasel sampai membujukmu segala! Kau tak mungkin lagi menolaknya!” ujar Pak Hesti sambil tersenyum.

“Hmp! Mentang-mentang sudah berbaikan, kita dilupakan, deh!” ujar Adi sambil menghela napas.

“Ah, ya! Terima kasih atas bantuan kalian semua. Terutama untukmu, Adi!” ucap Pak Hesti sambil menyalami Adi.

“Sama-sama!” ucap Adi tersipu-sipu.

“Datanglah ke toko kami sesuka kalian!” tambah Pak Hesti. Kami hanya tersenyum dan kemudian mohon pamit. Dalam hati aku bertanya, siapakah Adi yang sebenarnya?

“Ok! Berarti tugasku sudah selesai!” ucap Adi tiba-tiba.

Aku dan Desi saling bertatapan tak mengerti.

“Apa maksudmu? Memangnya tugasmu apa?” tanyaku.

Need not to know!” jawabnya. Kemudian dia melambaikan tangannya tanpa memandangi kami.

Aku merasa kata-kata itu sebagai ucapan perpisahan. Dan aku langsung menyadari siapa Adi yang sebenarnya dari kalimat yang sering digunakan para detektif.

163