Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/134

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Wajahnya cemberut dan matanya melompat-lompat, mencariku. “Mama!” Dugaanku tak meleset, Aku buru-buru melompat dan mengejarnya. Namun, tercekat. Di belakangnya muncul seorang lelaki yang hampir sama tuanya. Banyak yang berubah pada diri lelaki itu. Tapi, tak mungkin aku sampai tak mengenalinya.

Aku segera berlari menuju pria itu. Memeluknya.

“Papa, aku rindu, Papa! Rindu sekali,” Dada itu masih saja sama. Lapang. Juga dalam. Tanganku merabai punggungnya,

“Syukurlah, tidak bersayap.”

“Apa?”

“ Sajak seorang kawan yang berjudul, “Doa Buat Papa”

122