Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/40

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

patnja, dengan mengendarai harimau silumannja jang terbang diudara amat tjepatnja.

Tjerita kedatangan dua orang marsose padanja itu aku dengan dari tjutjunja jang sekelas dengan aku disekolah. Menurut tjutjunja marsose-marsose didalam tangsi semuanja sudah bentji sekali kepada Letna Wolf. Mereka tidak berani membunuhnja, karena takut akan diberi hukuman keras oleh kompeni. Tetapi mereka hendak membalas sakit hati dengan tjara jang halus sekali.

Isterinja sedang mengandung, sudah djalan lima bulan. Dan marsose2 itu bertanja — dapatkah kiranja Pak Karait membikin dengan ilmu gaibnja supaja baji jang akan dilahirkan itu kulitnja djadi hitam ?

Tjeerita ini segera djuga tersiar keseluruh kampung, dan semua orang merasa bahwa Pak Karait harus memakai ilmu gaibnja membikin baji itu berkulit hitam.

— Biar dia rasa, tukang maki kulit hitam itu, bagaimana punja baji jang kulitnja hitam.

Dan semua orang tertawa, amat senangnja melihat olok-olok jang akan ditimpakan keatas kepala Letnan Wolf.

Kemudian aku dengar dari tjutju Pak Karait, bahwa Pak Karait telah menjetudjuu membuat ramuan untuk menghitamkan baji Letnan Wolf, dan ramu-ramuannja telah ditanam oleh marsose dibawah djendela kamar tidur Letnan Wolf dan isterinja. Tjutju Pak Karait bertjerita, banjak djuga Pak Karait menerima bajaran dari marsose-marsose itu.

Empat bulan menunggu bayi itu lahir adalah bulan-bulanan jang tegang untuk seluruh kampung. Semua orang seakan mempunjai saham dalam baji Letnan Wolf. Kamipun anak2 sampai berhenti berlari-lari membawa andjing jang bernama Wolf didepam tangsi, supaja djangan mengganggu isteri Letnan Wolf.

Semua orang tidak sabar dan dengan gelisah menunggu saat isteri Letnan Wolf melahirkan.

Waktu bayi itu dilahirkan, Letnan Wolf sedang berpatruli. Pasukan2 marsose dimasa itu atjap kali pergi berpatruli. Dan tiap patruli lamanja sampai satu hingga dua minggu.

Alangkah girangnja dan terkedjutnja seluruh kota, ketika dari dalam tangsi datang berita, bahwa ramuan Pak Karait mudjarab sekali : baji jang dilahirkan itu ................ hitam kulitnja !

Seuruh kota girang, akan tetapi djuga kegirangan jang bertjmpur kedahsjatan. Semua orang dahsjat dan timbul takutnja sedikit melihat kekuasaan ilmu gaib Pak Kaait. Orang hanja berani berbisik-bisik sadha lagi menjebut nama Pak Karait. Apalagi aku. Tambahlah aku takut pada Pak Karait. Djika baji dalam perut orang putih dapat dihitamkannja ....................... aduh!

Suasananja tegang kembali ketika patruli jang dipimpin Letnan Wolf berbaris masuk kota, kelihatan letih dan badju sudah tjompang-tjamping dan penuh lumpur.

Akan tetapi kemidian isterinja dikirimnja pulang dan kata orang ditjeraikannja dan Letnan Wolf sendiri beberapa bulan kemudian minta pondah dari kota kami.

Beberapa bulan kemudian ketika dokter jang menolong Letnan Wolf datang bertemu makan-makan dengan isterinja kerumah ajah dan aku datang dari dalam membawakan bir, aku dengar dokter berkata sungguh-sungguh pada ajah: ,,Aduh bagaimana tuanku boleh pertjaja pada ilmu gaibnja si Pak Karait. Saja lihat baji Letnan Wolf mukanja mirip sekali sama kopral Latuharhary." Dan dokter tertawa terbahak-bahak dan ajahku ikut tertawa, sedang isteri dokter menghus-huskan suaminja menjuruh dia diam.

Kopral Latuharhary seorang muda, budjangan, kulitnja hitam, perawakannja tegak dan mukanja tjakap !