Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/208

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

jang terkandung didalamnja hilang lenjap. Tidak perlu kami ulangi lagi, bahwa dalam pandangan itu tidak terdjadi sikap ber-pura², bagaikan sikap seorang njonja besar jang ber-pura² memahami makna sesuatu Jukisan pada suatu pameran. Bagaikan ber-pura²nja seorang resensen jang berlindak demikian terdorong oleh pekerdjaannja mentjari nafkah.

Akan tetapi kembali kita kepada Bergson, maka akan tertemulah oleh kita berbagai kesulitan. Terutama kesulitan jitu terletak dalam kenjataon, bahwa Bergson memisahkan djiwa dengan badan demikian kerasnja, Dalam perkembangan jang berlangsung maka kalau kita menoleh kebelakang kita telah mengalami suatu perdjalanan sedjarah jgng terdiri dari momen² sedjarah jang berlangsung dalam suatu kontinuitas. Momen² tersebut merupakan gambaran (images) jang sebagai telah kami bentangkan dapat diseleksi untuk memprojeksikan keakaran fharidepan) manusia itu. Adapun memori jitu terdiri dari dua matjam, jaitu memori korporal dan memori spiritual: jang pertama djuga disebut memori mekanik, jang hanja ada didalam perulangan funksi jang mendjadi aulomatik, jang kedua djiuga disebut memori murni jang terdapat didalam gambaran² dari memori itu. Pengabaian Bergeon kepada badan tampak lagi tatkala ia mengatakan, bahwa badan tidak mungkin mengadakan selekg atas momen² sedjarah, dengan kata Bergson sendiri, bahwa hanjalah psyche jang bertanggung: djawab atas pemanggilan kembali memori itu. Dengan ,,Matiere et Memories” maka Bergson merasa telah dapat menjelesaikan perientangan idealisme don realisme, akan tetapi Bergson terlalu ter-gesa² dalam pekerdjaannja ilu, karena menjelesaikan pertentangan tersebut dengan berpangkal pada gambaran akan menimbulkan kesulitan jang sungat berat, Baik benda, maupun sifat, malahan angka menurut Bergson adalah suatu gambaran dalam memori. Dalam hal ini kami berpendapat, bahwa kritik Russel sangat brilian tatkala filsuf Inggris ini berkata, bahwa Bergson telah mengindentiikasikan subjek dengan objek sebagaimana halnja dilakukan oleh banjak idealis dan materialis 21), Memang hingga sekarang perdjuangan para filsuf untuk menjelesaikan pertentangan antara idealisme dan realisme itu masih berdjalan terus, umpamanja Husserl (1959-1939) king menurut beberapa filsuf telah berhasil, tetapi menurut beberapa filsuf lainnja belum djuga berhasil. Tetapi tidak menjelesaikan pertentangan idealisme dan realisme barangkali tidaklah usah berarti, bahwa pertentangan subjek dan objek tidak dapat diselesaikan. Umpamanja Hegel (1770-1831) dalam menjelesaikan pertentangan subjek dan objek, jaitu dengan dialektiknja jang terkenal, Djiwa subjektit sebagai tesis ditarik kearah djiwa objektif sebagai antitesis. Antara tesis dan antitesis terdjadi suatu portentangan tanpa distansi, lalu muntjullak sebagai sintesis djiwa subjektif jang baru dan jang kemudian ditarik oloh djiwa objektif jang baru. Disebut djiwa subjektif, karena djiwa itu merupakan kekuatan dengan mana subjek itu mengadakan eksis tensinja. Oleh eksistensinja ini djiwa subjektit itu mempunjai kearahan, umpamanja menderita sakit, melakukan suatu lontjaten. dsb. kecrah sesuatu objek. Se-akan² objek ini mempunjai kekualan magnetik jang dapat menarik djiwa subjektif ku kepadanja dalam bentuk ekaistensinja, sedangkan objek ilu sendiri sebenarnja tidak berdjiwa. Djiwa objektif itu merupakan suatu tjermin dari djiwa subjektif itu, Dalam dialektik jang demikian, disebutlah bahwa filsofah itu adalah suatu idealisme. Pertenlangan antara subjek dan objek dapat diatasi, tetapi pertentangan antara idealisme dar realisme tidak. karena Kdealisme telah menentukan pendiriaanja sebagai idealisme. Menurut Hegel perkembangan dialektik ideulisme ini lambatlaun akan menijapai sualu kemerdekaan jang sempurna hagi umat-manusia. Djasa jang paling penting dari dialektik idealisme ini

_________
21) Geschiedenis der weslerse filosofis, p. 726,