Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/206

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

rasionalisme serta kritikisme dilain pihak jang berselisih tentang pengertian „pengalaman”, perselisihan mana menurut Dondeyne terletak dalam ketiadaan subdistinksi akan arti „pengalaman” itu, jaitu karena pihak jang pertama mengemukakan suatu fakta sebagai titikbertolak dari pengetahuan manusia, sedang menurut pihak lainnja pengetahuan fakta itu sendiri adalah suatu pengalaman. 20)

 Tetapi, apakah jang dapat kita simpulkan dari tjara Bergson memutar pilem dramatik dari pertentangan saudara tersebut dilajar putih falsafahnja? Tidak lain jang dikehendakinja sebagaimana dirumuskan olehnja dalam „Essai sur les données immediates de la conscience” ialah, bahwa dengan dibebaskannja sesuatu evidensi jang diponeer oleh kendaraan kita itu dari segala kebiasaan², konvensi² dan prasangka², maka kita akan melihat, bahwa pengalaman kita itu adalah suatu pengalaman jang sedjati, jang berbeda sekali dengan pengalaman lahirlah sebagai pengalaman jang dikemukakan oleh psikologi asosiasi, bahwa kebulatan hidup rohani termasuk proses pikiran dan gerakan² jang setjara sukarela menjerahkan dirinja, ja kebetulan hidup ini semuanja didestiņasikan, ditentukan nasibnja oleh asosiasi, jaitu hubungan langsung daripada idea² setjara ber-turut² dengan ketentuan, bahwa dengan adanja hubungan ini terdjadilah kompleks psikik jang baru dari unsur²nja. Umpamanja menurut Aurul David Hartley (1705-1757) seluruh proses balik manusia merupakan getaran stak [...] titas jang dapat diukur dan dihitung. Bagaimana dilihat oleh Hlouri Clouard muka [...] dengan demikian Burgson telah menggariskan batas² jang tegas setjara fundamental antara "temps veritiblo" dan "temps spatial. 22) Jang terachir ini adalah waktu jang tidak merupakan momen sedjarah, sehingga ditarik setjara konsekwens maka asosiasionalisme telah menginfrahumanisasikan manusia. Dalam hal jang terachir ini kami tidak memandang sangat perlu untuk mengulangi pendirian Bergson, bahwa evolusionisme Darwin tidak memenuhi sjarat² sedjarah.

SUATU PANDANGAN FENOMENOLOGIK

 Dengan suatu tjatatan cum laude, bahwa Bergson telah berhasil dalam meletakkan dasar falsafah sedjarah, kini kami segera mengindjak tingkat menentukan pendirian. Dengan tjara dan gajanja jang asli Bergson sampai kepada makna tentang sedjarah jang tidak diumpamakan sebagai rantai sebab-akibat sebagaimana disangka oleh disipol² dari doktrin² jang merupakan mode² jang telah lewat, melainkan dapatlah kita kutip disini kata bersajap dari pudjangga Herakleitos:
hóll pánia choorei kai eúdèn ménei....
(sebab segala bergerak terus dan tak ada jang menetap)

 Pada hakikatnja Bergson adalah renaissance dari Herakleitos dalam arti jang seluasnja. Oleh karena itu dapatlah dipahami ia menolak segala jang kwantitatif, mengingat, bahwa hidup itu bukanlah suatu perkembangan kwantitatif dimata para asosiasionis, bukanlah kesuksesifan dari kedjadian jang homogen, melainkan suatu perkem- bangan jang tidak putus²nja. Sedang intuisi itu menangkap perkembangan jang kwalitatif itu, inteligensi selalu terdorong untuk memandang perkembangan itu setjara kwan- ________
2) A. Dondoyne, L'Abstracilon, dalam Revue Néoscholastique, 1942, p. 340 dikutip oleh Carlos Gits dalam Recht, Persoon en Gemeenschap, Leuven. 1949. p. 40.

21) Henri Clouard, Histoire de la littérature française, p. 297.

22) Lih, tulisan kami „Kebangsaan, korakjatan dan kebudajaan” dalam madjalah BASIS. tahun IX no. 1, p. 22.