Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/166

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Mungkin djuri tertipu oleh tendens tjerita ini jang agaknja mau memperlihatkan bahwa nelajan jang kasar itu dĵuga punja rasa terima kasih dan perasaan jang halus. Dalam bagian X Mat Kontan jang pengolot itu mendjadi lembut hatinja karena diingatkan Soleman akan djasa Soleman menolongnja dari bahaja maut.

Dengarkan perjakapan ini:

Soleman : Tak djadi kau bunuh saja ?

Mat Kontan: Tidak tabu. O. Man! Kalau tidak tentu saja sudah mati sekarang ini dalam tanah. Saja kelelep dipasir dan tak dapat melihat dunia merdeka ini. Kalian tak usah saja bunuh, Kerna banjak lagi perempuan didunia ini, bukan sematjam Paidjah sadja ! — Leman Ambillah biniku itu kerna (? HBJ) kau telah merampasnja.— Paidjah! Ambillah Soleman, kerna (?) sahabat saja itu telah merampasmu! (hal. 110).


Psychologis saja tak dapat membajangkan perkataan-perkataan ini keluar dari mulut orang primitif ataupun modern. Dan saja tambah tak mengerli kalau kemudian Mat Kontan kembali lagi dengan golok jang tadjam baru diasab untuk menguber Soleman jang segala pudji bagi Allah dapat menjelamatkan njawanja dengan melantjat kedalam kereta api.


Sebagai pemenang pertama tentu kita ingin membatja pula drama lain jang disebut sebagai drama Boesje, jaitu ,,Badai sampai Sore", jang dimuat dalam Budaya No. 11/12 Nopember/Desember 1958. Drama ini ditulis Jogja 22 Agustus 1958, sedang ,,Malam Djahanam" bertanggal Telukbetung 1 Djuni 1958, djadi tidak berapa djauh beda waktu penulisannja. Tapi ,Badai sampai Sore inipun tidak mejakinkan bagi saja, meskipun ada kata-kata besar seperti ,,setan" „pantat” (dalam tiga kalimat bisa sampai tiga kali, hal, 458), bangsat" dan lain-lain.


Kesenangan kepada perkataan hebat jang agakaja kurang disadari tiara pema kaiannja terlihat pada keterangan pemanggungan seperti ini: ..(Salmun) terduduk dengan tragedi perasaan jang paling dahsjat dihatinja" (hal. 465). Dan tatkala pelakon Narto menjalakan harapannja supaja ibunja datang mendjenguknja, ia berkata: ,,___ Aku merasa dibawah sadarku, bahwa ada jang akan datang", jang disambut oleh gadisnja: Instinkmu tadjam" (hal. 464). Apa hubungan perasaan bawah sadar dan ins:ink, jang didalam pertjakapan ini nampaknja dipergunakan sebagai sinonim? Dan apakah arti : ..Sunarto melihat keloteng dengan mata sangat berbentrokan"? (hal. 475).


Tjerita jang bermain disanatorium kiranja lebih tepat kalau berlangsung dirumah kesedjahteraan rohani. Saja akan girang apabila dapat membalja hasil tulisan Boesje dimasa depan jang bisa menghilangkan kesan-kesan saja diatas.


Menurut urutan penilaian djuri saja bitjarakan sekarang drama sebabak Bung Besar". Drama ini adalah suatu kritikan tadjam atas masjarakat tjatut polilik di Indonesia jang penuh dengan avonturisme, spekulasi, pura-pura dan hebat-hebatan. Suatu pembukaan tabir belat-belit politik dan kehidupan kepantaian jang liljik dan mesum (hal. 133-138). Sualu tusukan pada orang-orang jang karena desakan keadaan menduduki tempat-tempat jang terlalu tinggi baginja meskipun tak ada kemampuaanja untuk u. Suatu sindiran terhadap tukang hapal teks pidato dan buku-buku peladjaran politik dan terhadap masjarakat dimana kedjudjuran hati nurani tak didengarkan dan orang jang mengaku tak mampu dianggap kurang semangat dan pengchianat tjita-tjita dan orang-orang jang lemah mendjadi bulan-bulanan petualang-petualang politik karena tak ađanja kekuatan moril untuk menolak dan membatasi lapangan kerdja pada kemampuan sendiri. Sindiran kepada penghamburan wang rakjat tak keruan (hal. 120-121) dan kepada orang-orang jang tak tahu abc politik tapi toh mendjadi pemimpin karena didukung oleh petualang-petualang jang bermodal,