Halaman:Horison 05 1968.pdf/31

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca


bali keadaannja dahulu. Mr. Jamison memang selalu sajang kepadaku, selamanja. Kemudian matahari tjondong kebarat, hudjan jang hebat turun sebentar dan kini bekasaja tampak dari djendela seperti tirai halus berkabut. Dinding dalam rumah itu seperti dilapisi beludru merah nampakoja, dan bau tanah jang segar disiram hudjan memenuhi ruangan. Ketiga orang kawan lama itu terus berhandai-handai, semua hal telah ditjeritakan, dari hal-hal jang lutju dan menarik, sampai kehal-hal jang sedih. Pendeknja tak ada wbahnja seperti pertjakapan dimalam hari di Champs Elysées dulu, dan Otilie merasa senang dapat merasainja semua kembali

Lihat, hari sudah petang, kata Baby, dan kami berdjandji akan pulang sebelum tengah malam. Otilie, mari kubantu kau mengemasi barang-barangmu.

Walaupun Otilie tidak mengira bahwa kawan-kawannja itu datang untuk mendjemputnja, namun karena pengaruh rum tadi, ia lalu tersenjum dan berkata: ja, tedi aku telah mengatakan padanja bahwa aku akan lari. Tapi mungkinkah aku tenang dikota nanti? Tak lebih dari seminggu, kurasa, suamiku akan datang mendjemputku kembali.

Kau bodoh benar, kata kawan-kawannja. Kau ingin melihat wadjah suamimu itu, sesudah dikerubut oleh semua laki-laki langganan kami disana.

Aku tak mau ada orang jang melukai- oja, kata Otilie. Lagipula setiba dirumah pasti ia akan mendjadi lebih marah lagi.

Tapi Otilie, kau tak akan kembali keru- mah ini lagi bukan?

Sambil tertawa Otilie menengok sekeliling kamar itu, seperti ia melihat sesuatu jang tak dapat dilihat oleh kawan-kawannja. Tentu sadja, mengapa aku tidak kembali.

Sambil memutar-mutar bidji matanja dan memukulkan kipasnja Baby berkata: ini tak pernah kualami sebelumnja, orang segila ini tak pernah kudjumpai. Rosita, pernahkah kaudengar utjapan segila itu?

Tidak, budjuk Rosita. Itu hanja karena Otilie terlalu lama menderita disini. Berbaringlah kau, Otilie, kami akan membantu mengemasi barang-barangmu sekarang.

Otilie memandangi kawan-kawannja itu ketika mereka mulai berkemas, melipat semua pakaiannja, menggulung kaos kakinja. Dengan diam-diam Otilie melepaskan badjunja jang bagus, lalu mengenakan jang lama kembali. Lalu ia mulai bekerdja, seakan-akan membantu kawan-kawannja, tetapi sebetulnja ia hanja mengambil se- mua pakaian jang sudah dilipat itu, satu persatu, dan meletakkannja kembali kuda- lam lemari. Baby mengentakkan kakinja ketika melihat hal itu.

Dengar, kata Otilie. Kalau kau dan Ro- sita memang betul-betul sahabatku, ajo, ikatlah aku kembali dipohon besar itu. Dengan begitu nanti tak akan lebah jang akan menjengat aku.

Menjengat lebah mabuk, seru Baby. Te- tapi Rosita menjabarkannja, Kurasa, kelub Rosita, kurasa Otilie memang betul-betul tjinta pada Royal. Setiap waktu Royal da- tang dan memintanja, ia akan Jergi dan turut dia lagi. Kalau begini lebih baik kita pulang sadja melapor pada Madame, bahwa Otilie memang betul-betul sudah mati. Ja, kata Otilie, karena ia senang men- dengar berita sensasi itu. Katakan aku su- dah mati.

Djadi kembalilah mereka bertiga kepekarangan dibawah pohon. Baby, dengan dada jang turun naik dan mata terbeliak memutar-mutar seperti matahari dilangit, berkata bahwa ia sama sekali tak mau turut tjampur dengan pengikatan Otilie. Djadi terpaksalah Rosita bekerdja seorang diri. Ketika mereka berpisah Otilic me- nangis dengan keras, terkeras diantara mereka bertiga, walaupun ia senang meli- hat kawan-kawannja itu pergi. Otilie sa- dar bahwa bila mereka sudah pergi, pasti ia akan lupa sama sekali akan kenang- kenangan lalu itu. Sambil berdjalan me- nuruni bukit dengan sepatu tumit tinggi- nja, Baby dan Rosita berkali-kali menoleh dan melambai kepada Otilie. Tetapi Otilie tak dapat membalas melambai, dan dalam sekedjap sadja lupalah ia akan keha- diran mereka.

Sambil mengigit-gigit daun pandan, Otilie merasakan dinginnja udara sendja itu. Matahari sudah hampir terbenam dan nampak kuning keemasan, diatasnja burung-burung ketjil berterbangan mentjari sarangnja dipohon-pohon. Tiba-tiba didengarnja suara langkah Royal, dan dengan tjepat Otilie membentangkan kakinja, kepalanja dikulaikan kebawah, dan matanja ditariknja kedalam, dan ia menggerak-gerakkan tubuhnja sedikit menurut tiupan angin. Dari djauh nampaknja seperti jang diikat itu majat orang jang mati kehausan. Dan Otilie mendengar Royal mempertjepat langkahnja, dan ia berfikir dengan senang, ha, rasakan sekarang, kau akan mati terkedjut melihat akibat perbuatanmu. ***

(Alihbahasa: Drs. Ananta Pramoedya).

Selamat untuk pernikahan : SRIWIDOJATI NOTOPRODJO WIRATMO SUKITO Semarang, 22 Mei 1968 Red. Horison Selamat untuk: Keluarga UMAR KAYAM atas kelahiran puterinja jang kedua. Red. Horison HORISON/159