atau isteri kakak2nja toh tidak bisa dika- takan mesra serta dekat seperti hubungan Bawuk sendiri terhadap kakak nja. Has- san, suami Bawuk, selalu dianggap terlalu keras dan tinggi hati oleh iparnja. Keterus- terangan serta ketadjaman pikirannja se- lalu menimbulkan perasaan jang kurang enak pada saudara²nja itu. Dan aktivitasnja sebagai seorang komu nis, pengaruhnja jang sangat dalam pada pemikiran Bawuk, serta kemudian tjara mereka bersama-sama menghilang pada achir bulan Oktober, itu semua menam- bah perasaan kurang senang diantara ke- luarga itu. Tetapi kemudian njonja Surjo berpikir bahwa bagaimanapun Bawuk se- lalu mendapatkan tempat jang istimewa dalam lingkaran keluarga Surjo. Bagaimana pun Bawuk mesti ditemukan dengan sau- dara²nja. Keputusan njonja Surjo tetap. Dia tahu bahwa andaikata suaminja masih hidup pasti dia djuga akan melakukan hal jang sama. II Hari Sabtu tiba. Sendja telah menurun. Mereka telah berada dirumah nj. Surjo. rumah-induk tempat berkumpul selurub keluarga. Sedjak dua hari terachir itu me- reka berdatangan, Sumi, anaknja jang ter- tua dan Sun, suaminja, seorang brigdjen A.D.. datang dari Djakarta. Mamok, anak nja jang kedua, seorang insinjur sipil, do sen di ITB, datang dari Bandung. Isteri- nja jang sedang mengandung tidak diba- wanja. Sjul. anaknja jang ketiga, datang dari Djakarta bersama Sumi dan Sun. Suaminja jang mendjadi Dirdjen salab satu Departemen tidak dapat datang. Ke- mudian Tarto, anaknja jang keempat, jang mendjadi dosen di Gadjah Mada datang bersama isterinja. Tini, dari Jogja. Mereka telah tahu untuk apa mereka datang. Ibu mereka telah mendjelaskan. - Aku tidak tahu bagaimana keadaan Bawuk jang sesungguhnja sekarang. Djuga tentang rentjananja selandjutnja. Jang kita ketabui tjuma maksudnja untuk menitip- kan anak "nja. Apapun jang akan mendjadi rentjananja, mari kita tjoba tolong bersa- ma-sama. Mereka terdiam. Tidak seorangpun mau tergesa-gesa memberikan pendapatnja. Ma sing2 sedang mentjoba menggambarkan keadaan Bawuk. Keadaan badannja? Ma- sihkah semampai, sehat, sintal berisi se- perti dahulu ? Semangat dan kegairahan- nja? Masihkah penuh vitalitas dan opti- misme seperti biasanja? Tertawanja ma- sih berderai dan spontan? Dan anak'nja... Sebuah betjak berhenti didepan rumah pada waktu hari mulai mendjadi gelap. Itulah mereka. Bawuk dan anak²nja. Di- tangannja didjindjingnja sebuah kopor dan sebuah tas ketjil. Kedua anaknju berdjalan ' bergandengan, erat-erat memegang badju ibunja. Tjara Bawuk datang seperti itu, sama sekali tidak diduga oleh ibu dan saudara- saudaranja. Sebelumnja mereka memper- hitungkan Bawuk akan masuk kerumah itu bila malam telah turun dan tidak se- biasa seperti pada sendja itu. Tetapi ke- mudian sesudah njonja Surjo melihat ba gaimana dengan tenangnja Bawuk turun dari betjaknja, membajarnja serta berdja- Jan menggandeng anak nja dengan lang- kah2 jang wadjar, tahulah njonja Surjo bagaimana tjerdik sesungguhnja anaknja itu. Bawuk telah memilih tjara itu karena tjara itulah jang paling tidak menimbul- kan tjuriga orang. Sebab siapakah dari mereka jang lewat didepan rumah itu serta tetangga akan menaruh sjak terha- dap satu betjak jang berhenti dengan pe- numpang seorang ibu dan dua orang anak anak? Siapakah jang akan menduga bahwa jang ada di betjak itu adalah njonja Has san, isteri tokoh komunis dari S. jang se ring disebut-sebut Aidit sebagai ahli pe- muda jang sangat berbakat, jang pada achir bulan Oktober 1965 ikut mengatur pawai Dewan Revolusi dikota S,? Sesaat Bawuk tertegun melihat mereka jang berkumpul diberanda depan rumah ibunja. Ada nampak sekila tjahaja kehe- ranan pada matanja melihat saudara²nja pada lengkap berkumpul disitu. Wuuuuuk, nggeeeeeer!, teriak njo- nja Surjo. Dan didekapnja anaknja serta tjutju nja. Diljiumnja pipi anak dan tjutju?nja. Air mata berlinang, meleleh pada pipi mereka. Pada njonja Surjo, pada Bawuk dan sau- dara nja perempuan. Anak-anaknja masih berpegangan tangan berdiri dibelakang ibunja. Kemudian ada untuk beberapa de- tik beranda itu senjap. Mereka saling me mandang. Kemudian njonja Surjo, mulai melihat garis? ketjapekan disekitar mata anaknja. Garis jang biru kehitaman itu menundjukkan bahwa ketjapekan itu se- sungguhnja bukan baru satu dua hari sa- Sedang mata dja menguasai tubuh itu. Bawuk meskipun nampak tjapek djuga masih memantjarkan sinarnja jang lama, sinar jang selalu mengadjak tersenjum. Tetapi kelembutan sinar itu sekarang di- sertai dengan suatu unsur baru jang da- hulu meskipun sudah dikenal ibunja dju- ga, sekarang nampak semakin djelas. Sinar itu adalah sinar jang memantjarkan kepas tian dan ketetapan hali. Agak ketjut hati njonja Surjo melihat ifu; - - Ajolah duduk. Wowok, Ninuk, sini duduk sama ejang. Mereka duduk. Hanja Ninuk jang mau duduk bersama neneknja. Wowok duduk menempel pada ibunja. HORISON / 9 Kapan kalian dalang? Wok, Nuk, itu lho bude Stemi sama pak de Sun. Jang itu pakde Mamok dan hude Sjul. Lalu jang ini pakde Tarto dan bude Tini, Salam nak, kasih salam sama bude dan pakde. Tadi sudah sajang ejang. Dengan malu2 anak-anak Bawuk mem- berikan salam kepada saudara ibunja. Njonja Surjo melihat bagaimana kurus- kurus tjutju2nja itu. Tetapi dia djuga me- lihat bahwa kekurusan itu bukan kurusnja anak jang kurang sehat. Mereka nampak sehat dan gesit. - Kau kaget, Wuk. kami datang semua disini ? 1 Kaget. sih, tidak. Tjuma heran se- bentar. Tapi kemudian senaung sekali, deh, mas Mamok. Mana isterimu? Hamil lagi 'ni mesti. Ija. Kok tahu sadja jij? - Biasanja kalau kau sowan ibu tanpa ju Jati, tjeritamu selalu itu sadja. Jati mulai 'ngidam lagi, Jati mulai mun tah-muntah lagi. Dus kali ini begitu sadja saja tebak. Wuk, kau kelihatan tua-an sedikit. Tapi kau nampak sehat sekali. - Terlalu hanjak urusan. ju Mi. Se- bentar lagi pasti saja sudah keriputan se- mua. Tapi kau nampak makin seger dan muda sadja. Begitu djuga mas Sun. Kaja pemuda sadja. Memang masih pemuda kok. Wah, bahaja 'nih mas Sun'. Ati-ati ju Mi! - Semua pada tertawa. Mercka mulai me rasakan kehangatan Bawuk jg dahulu kem- bali berada di tengah-tengah mereka, - Kau ini dari mana Wuk? Kok tadi datang dengan betjak. Wah, susah tjeritanja. Ganti ganti tempat. Tadi kami datang dari M. dengan bus. Dengan bus? Begitu sadja ? Ja, begitu sadja. 1 Sudahlah. Djangan banjak2 dulu ka lian lanja adikmu, Wuk. kau minum dulu teh hangal ini, Djuga anak mu. I.alu mandi-mandilah dulu dengan air hangat. Nanti kita omong? lagi. Baiklah, mame. Diruang bundar Malam telah mendjadi malam. jengke dan rik telah berbunji dan tukang sate péndjadja wedang djahe telah hilir mudik meneriakkan djualaanja. Anak-anak telah tidur. Makanan telah diangkat. tengah, disekitar medja marmer jang besar itu. jang dulu pernah mendjadi saksi permainan pei jang serseru. her. kumpullah mereka itu. Pertjakapan telah dimulai
Halaman:Horison 01 1970.pdf/9
Tampilan