Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1647

Adapoen maka pada waktoe di tengah malem itoe, maka Indra Maulana Askandar Sjah poen bangoen dengan seorang dirinja, serta ija berpikir seorang dirinja di dalem hatinja, djikaloe demikian pada hari ini akoe menjasatken anak radja kedoea ini, soepaja ija tersasat tidaken taoe kemana djalannja lagi, soepaja akoe mentjari Mahradja. Goemanda Soeta dengan seorang dirikoe, dan djikaloe akoe bersama sama dengan dia nistjaja ija mendapat nama kepada soeltan, dan djikaloe demikian baeklah akoe tinggalken dia kedoewa, kerna Mahradja Goemanda Soeta itoe, kata di dalem Noedjoemkoe: bahoewa ija ada pada tepi laoet ini djoega, dan lagi nistjaja akoe bisa lekas bertemoe kepadanja, djikaloe demikian baeklah akoe pergi mentjari seorang dirikoe.

Satelah soeda ija berpikir jang demikian, maka Indra Maulana Askandar Sjah poen bangoen seorang dirinja, serta naeklah ija keatas koedanja, serta di pasangnja sasirap si ngoeboek ngoeboek namanja, maka seorang poen tida jang sedar mendoesin seperti mati rasa tidoernja itoe.

Sahsoedanja itoe maka Indra Maulana Askandar Sjah poen melariken koedanja naek keatas Goenoeng jang amat tinggih itoe, serta di lihat kekanan kere, serta katanja: Hai anak radja kedoewa! tinggallah angkau barang di sasatken kiranja, moeda moedahan akoe kembali kedalem negri, angkau kataken pada bapamoe jang angkau aniaja akoe, jang amat sangat, moeda moedahan angkau dapat sijasat bapamoe.