Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/347

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1413

gil Tan Seri kentjana itoe katanja: Hai anakoe Tan Seri Kentjana, apalah hal toean poetri itoe? kerna angkaulah jang terlebih hampir padanja, katakenlah angkau tidalah akoe hoekoem barang sijapa jang mengataken dengan sebenar benarnja, den akoe hoekoem djoega barang jang djoesta.

Satelah itoe maka sembah Tan Seri Kentjana itoe, jatoeankoe bahoea sesoenggoehnja seperti kata toeankoe itoe, kerna sepatoetnja betalah jang terlebih hampir, den aken tahoe barang pekerdjaan toean poetri, tetapi beta ini tijada tahoe sekali sekali, sekalipoen beta mendapat taoe djoega ada terbelakang sedikit, dari pada segala dajang dajang jang tidoer pada bale pengarinan itoe, kerna djikaloe adalah apa barang jang masoek itoe, nistjaja jang sebelah loewar djoega jang mendapat taoe terdehoeloe, den beta ada kemodijan, dari sebab beta ada sebelah dalem.

Setelah itoe maka pikir baginda Soeltan:sebenarnjalah seperti kata anak mantriitoe, maka Soeltan poen memanggil segala dajang dajang jang pada bale paranginan itoe, maka katanja: Hai dajang djang? apakah bitjaramoe sekarang? angkaulah jang patoet mengetahwi dehoeloe, sebab angkau tidoer diloewar dari pada Seri Rentjana.

Maka sembah segala dajang dajang di loewar bahoewa djikaloe soenggoeh sepertiken kata Seri Kentjana ini maka terlebih ampoen toeankoe djoega jang terlebih adil, kerna pada pikir bamba bahoewa djikaloe demikijan nistjaja