Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/459

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

938

katanja: ja anakoe bahoewasanja ini sepatoetnja ajahanda menjembah anakoe, maka sambil berkata kata aer matanja poen bertjoetjoeran, serta ija menangis kerna mengenangken oentoeng anaknja itoe.

Satelah Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman itoe, malihat jang ajahandanja menangis ijapoen djadi menangislah sepandjang djalan, dari pintoe kota sampelah pada balee astanah tida berhentinja di siram dengen aer mata toeboehnja Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman itoe.

Terseboetlah anak Dewa ketiganja poen berdjalan, satelah sampe pada balee astanah, maka pada malem itoe djoega rame di penghadepan, kerna masing masing sekalijan habislah dateng hendak melihat sahbatnja Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman itoe, maka berapa lama lagi persantepan poen di angkat orang, maka laloe makanlah ija masing masing, den Soeltan poen memanggil Indra Mardjoenoel Alam.

Maka kata Radja. Hai anakoe: Indra Mardjoenoel Alam marilah bersantep anakoe dengen ajahanda, kerna ajahanda ingin sanget sekali ananda makan bersama sama ajahanda ini.

Maka sembahnja ja toewankoe santeplah toean djoega seorang, bijarlah ananda bersantep terbelakang dari ajahanda djoega.

Kata Soeltan itoe: Ja anakoe djanganlah toean berkata demikijan dengen ajahanda, kerna ajahanda ini ingin aken makan bersama sama itoelah tandanja ajahanda kasih misrah pada anakoe