Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/254

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

733

jang toewa, serta moeloetnja penoeh dengen loedah siri, maka bertambah-tambahnja, seperti tijada menantang larang lagi lakoenja, serta katanja: Hai perempoean jang bebel! lagi tijada taoe di kasihi orang belonkeh sampe angkau mengadoe biroe hatikoe, telah soeda berapa kali, maka sabar djoega akoe, den sekarang mengapa angkau mendjoewal koedakoe? tijadakah sampe akoe memberi angkau belandja setijep-tijep hari, Hai perempoewan tjilaka, itoelah tandanja jang engkau menirima kasih orang.

Setelah itoe maka dari pada keras derapnja hikmat, maka anak radja poen sanget marahnja, serta mengoenoes pedangnja serta handak di belah kepalanja Indra Paulana Tamsil Maripat itoe, maka dengan takdir toehannja sebab beloen lagi sampe djandjinjn, Sahbanda poen sigraken merampas pedang itoe serta tangisnja, katanja: ija toewankoe ampoenilah kira barang salah bebelnja toewan patek ini, den djanganlah toewan memboenoe dija.

Maka Sahbandi poen menangkep toewan poetri, serta di bawanja lari.

Maka beberapa anak rakja itoe mengraken dirinja handak memboenoch istrinja, maka tijada djoega bole, maka tangan anak radja poen dapet mendjambak ramboet istrinja maka di himpasken keboemi laloe djato.

Maka Sahbanda poen mereboet djoega, maka laloe terlepas.

Kata anak radja: Hai Sahbandi bawalah pe-