Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/231

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

710

anakkoe djadi ketjil hati aken ajahanda orang jang toewah.

Setelah itoe maka anak radja poen bermoehoen poelang ketempatnja, serta hertemoeken istrinja itoe, setelah sampe, maka semba istrinja: ja kakanda apakah habarnja hamba toeankoe ketiganja itoe, kaloe kaloe mati di boenoeh orang desa itoe.

Maka anak radja poen tersenjoem serta katanja: masahken ada seorang jang berani padanja, sedeng orang neeri poen takoet padanja, istimewa orang desa poela berani padanja, kerna ija itoe anak perdjoerid di negri Tadjir.

Maka kata toewan poetri, sajangnja dija djika loe mati, tetapi beta tida pertjaja jang dia anak orang berbangsa, tetapi roepanja poen. patoet jang dia anak orang berpangkat, tetapi adatnja seperti orang pentjoeri, den sanget berani pada toewannja.

Setelah itoe maka kata anak radja boekan demikijan, kerna anak masi moeda belon sampe akalnja.

Setelah itoe maka toewan poetri poen tersenjoem, katanja: pandenija orang mendjadi toean, sepoeloeh djoega salah hambanja di katanja bener.

Setelah itoe maka baginda poen tertawa, serta masoek beradoe kedoea laki istri.

Sachdan maka di tjeritaleen oleh pengarang jang sanget bodo lagi hina itoe, maka selamanja anak radja Toral Arkan di dalem negri Mahran