Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/210

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

689

senjoem, boekannja kita kata diri pentjoeri, kerna ada djoega kesalahan diri.

Maka sahoetnja apalah kesalahan beta, berilah nasnja jang benar pada masa ini, soepaja di ketahwi orang jang beta seorang hamba aken menaro marah pada toeankoe, djikaloe soenggoe beta menaro salah, sepatoetnjalah beta ini di hoekoem oleh toeannja, reldalah beta mati di boenoeh di hadepan toean jang perempoean.

Setelah itoe anak radja poen dijamlah, takoet kaloe kaloe ija mendjadi goesar soenggoe soenggoe, nistjaja mendapet bahla jang amat besar, sebab negri mertoewanja kaloeken mendjadi soewatoe hal apalah soedahnja itoe.

Adapoen setelah Indra Paulana Tamsil Maripat melihat anak radja berdijam, maka katanja poen bertamba tambah sakitnja, serta berkata mengapakah toean radja berdijam, djikaloe soenggoe toeankoe anak radja besar lagi boediman, sakitnja baek kataken atas kesalahan hambanja, den djangan mendjadi pertjoema nama anak radja.

Setelah itoe maka anak radja poen tersenjoem, den poetri poen dijamlah tida berkata kata, serta pikir apa djoega jang di kasih oleh baginda orang ini, sanget berani lakoenja dija, seperti boekan hamba dengan toewannja lakoenja dija.

Setelah itoe maka kata anak radja, Hai Indra Paulana Tamsil Maripat, djikaloe akoe kata kesalahanmoe djangan diri goesar, inget inget diri

sebab ini boexan negri kita sendiri, den djika-

Soeltan Taboerat

82