Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/374

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

374

Maka laloe di tangkep orang, serta di iket kaki tangannja, den batang lehernja, den selah kakinja, serta di gantoeng di atas poehoen tjeringin besar itoe, maka matilah Abdoessoekoer itoe.

Setelah soedah mati, maka radja tida kasi toeroenken dehoeloe, sampe anaknja dateng, sitoelah bahroe baginda poen senang hatinja, di serta memanggil segala permainan, den segala radja-radja poen dateng masing-masing, den soedaranja poen dateng dengan soeka hatinja melihat hal itoe.

Adapoen maka titah soedaranja, djikaloe demikijan, baeklah kita menjoeroehken radja matjan itoe kemari, sepaja kita gandjar aken dia, kerna ijalah jang menoetoep maloe kita ini.

Adapoen maka di tjeritaken orang negri itoe melihat Abdoessoekoer itoe tergantoeng, maka semoewanja menaro belas den kasihan kepada Abdoessoekver itoe.

Maka inilah soewatoe ibarat orang jang soeka bermoeka-moeka, den mengakoe-ngakoe demikijanlah aken djadinja.

Sachdan maka terseboe lah perkataannja radja matjan itoe, setelah mendengar djodonja toean poetri itoe telah mati, maka laloe pergi bertemoeken paksi goerda itoe.