Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/218

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

218

Setelah soeda, maka minoeman poen di periderken oranglah, maka makan den minoemlah sekalian, sete lah soeda maka boenji boenjian poen di paloe orang lah sanget merdoe sekali soewaranja.

Adapoen maka segala anak radja radja masing masing berdateng sembah sekaliannja.

Katanja: jatoewankoe djikaloe ada rahim toewankoe, maka adalah hamba sekal an ini menjataken dari pada hal boenjinja di dalem soerat ha uba, djikaloe kaboel bialah ketahoewan, den djikaloe tiada kaboel biarlah ketahoewan, scepaja padoeka itoe boje njataken.

Setelah itoe, maka baginda poen tersenjoem sambil berkata, ja: anakoe sekalian, tiadalah ajahanda moeng kir dari pada barang hadjat anakoe sekalian ini, tetapi adalah ajahanda moehoenken anakoe sekalian, barang sekiranja anem toedjoe hari, soepaja pikir dehoeloe, kerna ajahanda orang soeda toewah lagi koerang pendengeran, den koerang penglihatan, maka perkitaan radja itoe seorang poen tiada maloem, melinken mantrinja sendiri djoega, den pada sangka anak ralja radja di kiranja soenggoelah seperti kata itoe.

Adapoen, maka hari telah toeroen matahari, maka segala anak radja radja poen bermoehoenlah pada baginda.