Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/97

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

lain terdapat dalam kata dupamu (perempuan; „manusia didalam rumah" = dou pa emu) dalam bahasa Sawu; kata anaŋkoi (anak ketjil; ana (anak) + anu + koi (ketjil). Himpunan kata itu atjapkali terdapat pada kata² bentuk (formword) seperti dalam kata ranen dan sebagainja; (ara (nama) + enen barang sesuatu) ).

VIII. Menurut Poensen dalam bahasa Djawa katabilangan antara 1 dengan 10 jang terdiri atas dua suku kata, disingkatkan; tu misalnja ialah singkatan dari pitu (tudjuh). Bentuk kata singkatan itu bersandar akan katabilangan jang sendiri terdiri atas satu suku kata, misalnja pat (empat).

IX. Fada katakordja-pembantu (hulpwerkwoord). Dalam beberapa bahasa Indonésia katakerdja jang biasanja diikuti katakerdja jang tak berdiri sendiri dan menjatakan pengertian jang terpenting, dapat disingkatkan; dalam hal itu bunji di-tengah² kata dihilangkan. Dalam bahasa Karo misalnja kata dapět disingkatkan mendjadi dat. Dalam bahasa Minangkabau kata lengkap pěrgi jang berasal dari bahasa Melaju, dsb. tidak terdapat lagi, digantikan oléh bentuk singkatnja pai atau pi. Suatu analisa tentang bahasa Manjau Ari menundjukkan, bahwa pai atau pi umumnja hanja terdapat dalam susunan kata jang tertentu, misalnja dalam kalimat: kita pi japut (dalam bentuk bahasa tulisan) atau kito pi japuyq (dalam bentuk bahasa lisan) = „Kami akan mendjemputnja".

X. Pada énklitik dan proklitik. (lihat keterangan dibawah nomor 302).

XI. Pada euphemismus (lihat keterangan dibawah nomor 18).

XII. Pada kata² jang diambil dari bahasa asing. Dalam bahasa Djawa sekarang terdapat kata děler (= "edele heer" dalam bahasa Belanda). Dalam hal² sematjam itu atjapkali tampak ketjenderungan akan mempergunakan kata² jang terdiri atas dua suku kata.

XIII. Pada bentuk bahasa pergaulan. (lihat keterangan dibawah nomor 20).

XIV. Pada irama, (lihat keterangan dibawah nomor 27).

277. Karena singkatan kadang² inti kata jang menjatakan pengertian hilang sama sekali, terutama pada susunan kata². Hal itu umumnja terdjadi dalam beberapa bahasa Indonésia pada kata² jang menjatakan sangkalan. Dalam bahasà Tontémboa kata raqi jang menjatakan sangkalan atjapkali dikuatkan dengan partikal ka, oléh sebab itu terdjadilah kata raqica (lihat keterangan dibawah nomor 103) dan

96