Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/84

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

240. Dalam banjak idiom terdapat ketjenderungan akan tjara métathese jang tertentu.

I. Ketjenderungan itu mengenai tempat bunji dalam kata². Dalam dialék Mantangay métathese tampak pada suku kata jang pertama dari kata² jang terdiri atas tiga suku kata, misalnja dalam kata dahaŋan (kerbo) (= hadaŋan dalam dialék bahasa Dajak jang terpenting).

II. Ketjenderungan itu mempunjai tudjuan jang tertentu. Dalam bahasa Sawu métathese itu terdjadi dengan tjara seperti berikut : bunji a dari suku kata jang kedua pindah kesuku kata jang pertama dan dalam hal itu a mendjadi è; dengan begitu kata pira dalam bahasa Indonésia purba ialah pěri dalam bahasa Sawu dan kata rumah ialah ěmu, dsb.

241. Dalam beberapa bahasa Indonésia jang tertentu tampaklah métathese menurut réntétan jang lurus benar. Djika dalam bahasa Indonésia purba depan vokal jang kedua dari sebuah kata terdapat bunji l dan vokal jang kedua itu diikuti r, maka dalam bahasa Gayo selalur dan itu bertukar. tempat; djadi kata tělur² dalam bahasa Indonésia purba ialah těrul dalam bahasa Gayo dan kata alur² (anak sungai) ialah arul.

242. Haplologi. Dalam beberapa idiom, misalnja dalam idiom Tsimihety, gedjala itu kadang² terdapat. Dalam "Chansons Tsimihety", Bulletin de l'Académic Malgache, 1913, hal. 100 terdapat kata mañiroboŋo (tumbuh mendjadi tertutup) jang menggantikan kata mañiriroboŋo (kata dasarnja ialah tsiri).

243. Haplologi terdapat djuga dengan réntétan menurut hukum pada kata² jang diduakalikan. Dalam hal itu bagian kata jang pertama atau jang kedua jang diduakalikan dapat disingkatkan dengan tjara haplologi. Tjara jang pertama, jaitu hal menjingkatkan bagian kata jang pertama, terdapat dengan segala matjam bentuk, misalnja:

I. Bunji jang terachir hilang seperti dalam kata luyu-luyut (agak lunak) dalam bahasa Dajak jang terdjadi dari kata luyut (lunak) dan dalam kata aki-akir (menumbuk sedikit), dsb.

II. Dua bunji jang terachir hilang seperti dalam kata lis-lisan (sapu) dalam bahasa Buli jang dibentuk dari kata lisan (menjapu).

III. Semua bunji ketjuali bunji jang terachir hilang, seperti dalam kata u-anu (tuan anu) dalam bahasa Tontémboa, jang dibentuk dari kata anu (seorang orang).

IV. Semua bunji ketjuali bunji jang pertama hilang, seperti dalam kata o-ogdog (alat) jang dibentuk dari kata dasar ogdog.

83