Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/82

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

229. Disamping bunji pěpět, i atau u jang prothetis itu, dalam ber-bagai² bahasa terdapat djuga vokal lain jang ditambahkan depan kata², jang mula² dimulai dengan konsonan. Kata lintah dalam bahasa Indonésia purba, bahasa Djawa kuno, bahasa Melaju, dsb. mendjadi alintah dalam beberapa bahasa lain. Kata telur dalam bahasa Indonésia purba ialah itlòg dalam bahasa Tagalog. Tak dapat diterangkan apakah hal itu bertali dengan bunji jang ditambahkan depan kata² atau dengan perubahan kata. Gedjala² jang sedjadjar (gedjala² paralél) dengan gedjala itu, jang sukar diterangkan, terdapat djuga dalam bahasa Indogerman (lihat antara lain karangan Hirt "Hand- buch der griechischen Laut- und Formenlehre").

230. Gedjala anaptyksis terdapat dalam bahasa Pabian-Lampung, oleh sebab antara bunji r dengan konsonan jang mengikutinja terdapat bunji pěpět. Kata sěrdaŋ dalam bahasa Melaju, bahasa Karo, dsb. mendjadi sarêdaŋ dalam bahasa Lampung. Gedjala anaptyksis di- lapangan bahasa² Indogerman itu dapat dibandingkan dengan gedjala tentang kata aragetud (= argento dalam bahasa Latin) dalam bahasa Oskis. Tjara anaptyksis jang lain ialah hal terdapatnja vokal antara konsonan² dalam kata² jang diambil dari bahasa asing. Dasar gedjala bunji itu ialah : agar kata² itu mudah diutjapkannja. (lihat keterangan dibawah nomor 284).

231. Hal mengulangi bunji. Bunji jang diulangi itu ialah vokal atau konsonan progrésif atau régrésif, hanja satu sadja atau merupakan réntétan.

232. Kalau dalam bahasa Howa bunji i terdapat depan konsonan langit² lembut (vélar), maka bunji itu selalu diulangi dan diutjapkan dengan tjara kurang tegas. Dalam bahasa itu terdapat kata gaga (héran); katakerdjanja bukanlah migaga, tetapi migyaga.

233. Dalam bahasa Bajo bunji a dari suku kata jang kedua dalam kata dasar mendjadi ea, djika kata itu berachir dengan ŋ, misalnja dalam kata běnàaŋ (= běnaŋ dalam bahasa Indonésia purba). Dalam kata geantèaŋ (= gantaŋ dalam bahasa Indonésia purba) bunji e dari suku kata jang pertama diulangi.

234. Dalam banjak hal dalam bahasa² Indonésia bunji sengau terdapat depan konsonan. Gedjala itu tak terdapat dalam idiom² lain dan dalam bahasa Indonésia purba. "Otak" dalam suatu idiom ialah utěk dan dalam idiom lain untěk. Dalam bahasa Djawa kuno terdapat kata usir dan uŋsir. Dalam bahasa² Indonésia atjapkali terdapat awal-

81