Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/101

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

III. Bunji aspirate hilang karena prosés bunji jang kurang penting tetapi vokal jang dimasukkan dalam kata jang diambil bahasa lain, tetap ada. Djadi dalam bahasa Toba terdapat kata daupa (= dhupa dalam bahasa India kuno) dan budá (= budaha = buddha dalam bahasa India kuno).

287. Gedjala² bunji jang telah diterangkan tadi djarang terdapat atau tampak dalam réntétan menurut hukum. Hal jang terachir itu tampak dalam perubahan bunji sch (pada permulaan kata dalam bahasa Belanda) dalam bahasa Bugis. Dalam kamus hanja terdapat setengah losin kata² sematjam itu, dan pada semua kata itu sik menggantikan sch seperti dalam kata sikemboro (baki; = schkbord dalam bahasa Belanda). Dalam kamus tentang bahasa Howa terdapat delapan kata² jang diambil dari bahasa lain jang dalam bahasa asal itu dimulai dengan br. Pada lima kata itu bur- menggantikan br- seperti dalam kata buràkitra (= bracket (penjangga) dalam bahasa Inggeris). Pada ketiga kata jang lain ditempatkan vokal dalam kata itu menurut vokal jang paling dekat letaknja seperti dalam kata biriki (= brick (mohor) dalam bahasa Inggeris).

288. Kata² jang diambil dari bahasa lain tunduk pada hukum² bunji jang berlaku bagi bahasa² Indonésia atau menentangnja. Dalam bahasa Saqdan bunji w dari kata jang diambil dari bahasa lain, hilang. Hal itu terujata dari téks "Tunaq Pano Bulaan"; pada halaman 225 dalam teks itu terdapat kata saa (ular); saa = sawah dalam bahasa Indonésia purba. Pada halaman 228 terdapat kata deata (= dewata dalam bahasa India kuno). Dalam bahasa Minangkabau bunji at dalam bahasa Indonésia purba mendjadi eq. Tetapi dalam kata² jang diambil dari bahasa asing bunji at itu tetap ada. Dalam bentuk bahasa lisan-pun bunji at itu tak berubah. Oléh sebab itu dalam bahasa Minangkabau terdapat kata adat (hukum).

289. Dalam hal mengambil kata² dari bahasa lain, analogi dan étimologi rakjat berlaku. ,,Tudung" ialah bowoŋ atau bòŋ dalam bahasa Bugis dan berdasarkan kata itu bom dalam bahasa Belanda mendjadi bòŋ atau bowoŋ. Dalam bahasa Howa hubungan bunji t + a + b tak pernah terdapat pada permulaan kata, tetapi beberapa kata dimulai dengan l + a + m + b seperti dalam kata lamburidi (= la bride (tali kekang) dalam bahasa Perantjis). Dalam tjerita tentang Purnawijaya dalam bahasa Sunda kuno terdapat kata Siribala (= cabala dalam bahasa India kuno, jang berubah mendjadi siribala

100