2
merasa ingin tinggal hidoep dan terlepas dari
pandjara.
»Berangkat mati!" katanja poela sendiri-diri: »tida! o, tida sekali-kali akoe maoe! Kaloe akoe maoe mati, boewat apalah akoe tinggal berseng- sara sampe sekarang! Doeloe akoe telah tjari kamatian; tapi sekarang akoe tida maoe! Tida! hanja akoe maoe tinggal hidoep dan dapatken kombali kasenangan. Sabelon akoe mati, akoe mistimengoekoem doeloe pada orang-orang jang telah berboewat hianat padakoe, dan brangkali djoega akoe nanti bisa berboewat baek pada sobat-sobat. Tapi ach! tantoelah djoega orang soedah loepa padakoe, dan akoe tida nanti bisa kaloewar dari sini, kaloe belon djadi seperti ini pandita!"
Sahabis berkata bagitoe, Dantes tinggal berdiam, salakoe orang jang ditinggalken oleh soemangat; aken tetapi dengan terkoenjoeng-koenjoeng ia memegang pada kapala sendiri, salakoe orang jang merasa poejang, laloe ia djalan moendar mandir dan lantas berdiri diam di depan bale pembaringan.
»O!" katanja poela: siapatah telah membri ingatan ini kapadakoe? Allah sendiri? Ja, sedang orang jang mati boleh kaloewar dari sini, biarlah akoe gantiïn orang jang mati."
Satelah habis bilang bagitoe, lantas sadja Dantes boekaken djaitannja karoeng itoe dengan piso bikinannja Faria, kaloewarken majit pandita itoe, jang teroes ia bawa pergi ka dalam ia (Dantes)