Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 24.pdf/6

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

1038


Berkata-katalah toewan koe jang terhormat!”

„Apakah angkau maoe akoe bilang.”

„Tadi papa piara jang terhormat, papa beromong dari Champs Elijsees!”

„Abis.”

„Di itoe Champs Elijsees ada tinggal satoe toewan jang hartawan sekali.”

„Ja, dimana angkau mentjoeri dan memboenoeh, boekan?”

„Akoe rasa betoel.”

„Graaf de Monte Christo.”

„Ja itoe dianja angkau seboetken namanja, ach sekarang ini soedah tida salah, akoe misti lekas pegi ketemoein, pegi pelok sama dia, aken mengoendjoeken tjinta akoe pada papakoe, ja akoe poenja papa.“

„Eeh!“ berkata Bertuccio djangan kita memaen, dan djanganlah kita seboet itoe nama di sini, seperti angkau seboetken tadi.“

„O!“ berkata Andrea jang mendjadi bingoeng sesedikit, dari sebab dia dengar soewaranja Bertuccio, jang ternjata menghormatin sanget sama Graaf de Monte Christo, „kenapa tida bole.“

„Sebab orang jang pake nama itoe, terlaloe di sajang oleh Allah ta-alah, aken bole kita kataken ianja papa dari saorang bangsat, seperti angkau Andrea.“

„Astaga, perkata-an itoe terlaloe amat.”

„Ja, dan lagi apa jang bole djadi kasoedahannja, djikaloe angkau tida djaga betoel.”

„Aai, angkau mengantjem-antjem, ach tida bergoena boewat akoe, sebab akoe tida perdoeli-in segala antjeman, akoe nanti bilang.....

„Angkau kira jang angkau ini lagi bergaoelan sama segala koetjatji-koetjatji, berkatalah Bertuccio dengan sabar, tetapi dengan soewara heibat, serta ia


1039


memandang Andrea, hingga ia ini meraea gemeteran sampe di toelang soemsoemnja, angkau kira bangsat-bangsatlah, seperti teman-temanmoe jang ada di dalem boewi?

Djangan angkau pikir begitoe. Angkau ini ada dalem tangan orang jang terlaloe berkoewasa. Ia maoe toeloeng padamoe, dari itoe trima dengan baik. Ingat djangan maen sama bledek, jang sekarang maoe toeloeng padamoe; ati-ati djangan angkau melawan.”

„Akoe poenja papa, akoe maoe taoe siapa akoe poenja papa!” berkata Andrea dengan keras ati; biar akoe binasa tida akoe perdoeli-in, sebab akoe misti taoe dia siapa. Apa akoe maoe perdoelian maloe? Apa lagi akoe maoe pandang nama kahormattan dan laen-laen. Tetapi angkau, ja angkau sekalian jang di loewar tempat ini, angkau bole dapet maloe, angkau jang roegi biar brapa miljoen lagi kakaja-anmoe.

Ach, bilang soedah siapa akoe poenja papa?”

„Na, itoelah sebabnja mengapa akoe dateng, akoe ini dateng boewat kasi taoe padamoe siapa orang toewamoe laki-laki.”

„Ha!” berkatalah Andrea dengan mata jang teramat girang.

Tetapi di itoe koetika djoega, maka pintoe kamar di boeka, Cipier kataken pada Bertuccio:

„Maaf toewankoe. Hakim rechter Commiessaris soedah dateng.

„Andrea berkata pada Bertuccio, ini sekali pepriksa-an pengabisan; ach tida maoe dia di samber kilap, jang dateng goda pada kita ini.”

„Besok akoe nanti dateng lagi,” berkata Bertuccio.

„Baeklah,” katanja Andrea,” toewan-toewan opas, marilah akoe soedah sedia. O. ja, toewankoe toe-