Halaman:Graaf De Monte Christo - 18.pdf/14

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1028 —

sampe tengah malem; sekarang soedah djam doea-blas, dan Toewan de Bray roemahnja begitoe djaoeh."

Toewan de Bray tinggal doedoek melongong, tida dari sebab toewan Danglars bitjara dengen sabar dan sapatoetnja, tetapi sebab dia berasa, ijang dengen ini pembitjara-an toean Danglars menghoendjoeken ijang pada ini malem, dia tida hendak menoeroeti kamaoeannja bininja, seperti biasanja, tetapi aken menoeroetin kamaoeannja sendiri.

Djoega Barones mendjadi heran dan djika ija menghoendjoeken moekanja, ijang tentoe mendjadiken lakinja berpikir, kaloe dia tida kabetoelan liat di dalem satoe soerat kabar, maka dia tida liat moekanja bininja, ijang tera- mat angkoehnja.

„Toewan Lucien," berkata barones Danglars, „kita bilang kaoe, ijang kita sekali-kali tida ngantoek, dan sebab ini malem kita hendak bilang banjak perkara pada kaoe, maka kita harep ijang kaoe tinggal disini aken dengerken kita poenja bitjaraan, biarlah kaoe moesti djatoh tidoer dengen berdiri!"

„Apa kaoe prentah, kita toeroet, Njonja," menjaoet Toean Lucien.

Toewan de Bray," kata Toewan Danglars, „djanganlah kaoe hoekoem diri, aken dengerken satoe malem lamanja, pada bitjaraan bodoh dari Njonja Danglars; bitjaraannja kaoe bisa dengerken besok djoega, sebab ini malem kita sendiri hendak bitjara pada njonja Danglars dari bebrapa hal ijang amat perloe."

Ini bitjaraän mendjadiken terkedjoet toewan de Bray dan njonja Danglars, maka dia orang memandang satoe sama lain, aken soepaja ijang satoe menoeloeng sama ijang lain;