Halaman:Graaf De Monte Christo - 18.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1027 —

berdiam sebentaran: „bilanglah sesoenggoehnja, apa kaoe tida poenja pikiran ijang sedih ?"

„Sekali-kali tida," menjaoet Barones.

Begitoe djoega njonja Danglars berdiri, dan tarik napas seperti ija dapet sesek dan memandang moekanja di katja.

„Ini malem kita poenja moeka roepanja teramat boesoek," berkata njonja Danglars.

Dengan bermésem toewan de Bray berdiri, aken membikin senang hatinja njonja Danglars, tetapi dengen kaget pintoe kamar di boeka dan toewan Danglars masoek.

Toewan de Bray lantas doedoek lagi.

Srenta Njonja Danglars denger pintoe di boeka, menengoklah ija dan dengen moeka ijang mehoendjoeken kaheranan, memandanglah ija pada lakinja.

„Slamat malem, Njonja," berkatalah Toewan Bankier:

„Slamat malem, Toewan de Bray!"

Njonja Danglars sangka ijang lakinja dateng aken minta ampoen dari pembitjaraan padanja, waktoe itoe pagi djoega, maka ija sangka ijang Toewan Danglars sekarang menjesel dari pada itoe. Lantas sadja Njonja Danglars menghoendjoeken moeka angkoe, dan dengen tida menjaoetken lakinja, ija berkata pada Lucien:

„Ajolah batjaken kita apa-apa, Toewan de Bray!"

Toewan de Bray, ijang mendjadi koewatir, sebab toewan Danglars soedah dateng dengen kaget, ijang tida mendjadi biasanja, hendak mengambil satoe boekoe aken di batja.

Ampoenlah, Barones," mendjawab toean Bankier, „tetapi kaoe nanti mendjadi terlaloe tjape aken tinggal melek