Lompat ke isi

Halaman:Gerakan wanita di dunia.pdf/110

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

besar menjebabkan sekarang anak-anak perempuan tidak mau lagi "dikawinkan". Ia memang wanita dan menurut kodrat alam ingin bersuami, akan tetapi dengan seorang lelaki jang akan memberi kebahagiaan padanja dan jang dikasihinja. Banjak orang berpendapat, bahwa semendjak gadis-gadis sendiri memilih bakal suaminja, semakin banjak perkawinan jang sial dan pertjeraian laki-isteri semakin banjak. Fihak lain mengatakan, bahwa pertjeraian-pertjeraian itu tidak boleh dipakai sebagai ukuran. Dahulu banjak negara memandang pertjeraian sebagai perbuatan jang tidak sopan. Tambah pula kalau seorang wanita ditjeraikan oleh suaminja, maka ia akan menderita kesukaran mentjari uang, karena semasa kawin ia hidup hanja dengan uang belandja suaminja sadja. Sekarang orang berani djudjur dan berani mengakui dengan terus-terang apabila pernikahannja gagal. Wanita jang ditjeraikan suaminja sekarang tak usah dipandang sebagai orang jang hina lagi. Bila perlu, ia sanggup bekerdja untuk mentjari nafkahnja sehari-hari.

Buah pikiran serupa ini tidak hanja didapat pada beberapa bangsa sadja, tapi telah berkembang keseluruh sudut dunia.

Komisi UN jang menetapkan kedudukan kaum wanita menjatakan pendapat-bersamanja dalam sebuah keterangan jang pandjang lebar. Kaum wanita dari segala podjok dunia bersama-sama bekerdja menjusun piagam itu. Tak mungkin kami sebut isinja jang lengkap, tetapi beberapa kutipan sadja akan kami terakan disini.

„Keselamatan dan kemadjuan masjarakat bergantung pada soal apakah lelaki maupun wanita sanggup memperkembang perawakan masing-masing dan apakah mereka insaf akan tanggung-djawab terhadap diri sendiri dan terhadap satu sama lain.

Kaum wanita mempunjai bagian jang penting didalam

92