4. Usaha-usaha penjelesaian.
Pada pokoknja usaha penjelesaian suatu persengketaan dapat dilakukan dengan djalan perundingan dan djalan kekerasan.
Entah telah berapa kali manusia selalu mengandjurkan penjelesaian perselisihan setjara damai, tetapi tidak djera-djeranja pula mereka menggunakan kekerasan sendjata sebagai pilihannja.
Piagam P.B.B. djuga mengandjurkan diselesaikannja tiap persoalan dimedja perundingan, demikianlah agar dapat ditjegah meletusnja bahaja perang.
Dalam masalah terusan Suez nampak oleh kita, bahwa sementara sedang ditjari titik-titik pertemuan dengan djalan perundingan, maka Inggris, Perantjis dan Israel tidak sabar lagi mengekang digunakannja politik kekerasan sendjata.
Usaha-usaha penjelesaian sebelum dilantjarkannja agressi Inggris-Perantjis & Israel atas Mesir adalah sebagai berikut :
A. Perundingan 3 Besar Barat di London.
Beberapa hari sesudah diumumkannja nasionalisasi Kongsi Terusan Suez oleh Mesir, maka Inggris-Perantjis dan Amerika Serikat segera mengadakan perundingan di London.
Tindakan Amerika membatalkan pindjamannja kepada Mesir menjebabkan ia harus memikul kewadjiban moril terhadap sekutunja, Inggris-Perantjis. Hal ini ternjata ketika pada tanggal 29 Djuli 1956 perundingan jang diadakan di London tidak mentjapai basil, maka tiba-tiba Presiden Eisenhower mernerintahkan kepada Menteri Luar Negerinja John Foster Dulles, untuk pada tanggal 1 Agustus 1956 terbang ke London.
Tampak didalam perundingan itu perbedaan sikap antara Dulles disatu pihak dengan wakil lnggris-Perantjis dilain pihak.
Sikap lunak Dulles disebabkan oleh:
a. Kepentingan U.S.A. tidak begitu vitaal di Suez.
b. Apabila diambil djalan kekerasan maka Barat sama sekali kehilangan pengaruhnja di Timur Tengah.
c. Apabila petjah perang, maka besar kemungkinan adanja bahaja kerusakan atas sumber minjaknja di Timur Tengah.
32