BAB I
SENGKETA TERUSAN SUEZ
1. Sedjarah dan kedudukan terusan Suez.
TERUSAN SUEZ dibuat dengan beaja dan pengorbanan manusia jang besar sekali. Presiden Nasser pernah menjatakan, bahwa 120.000 orang Mesir djatuh sebagai korban waktu membuat terusan itu.
Dalam arti sempit terusan ini membentang dari Kota Port Said dilaut Tengah sampai ke terusan Suez dilaut Merah. Tetapi pada hakekatnja ia mendjadi mata-rantai jang menghubungkan dan melantjarkan djalan niaga antara benua disebelah barat dengan benua sebelah timur.
Pada achir abad ke-XV sudah diketemukan djalan ke Hindia melalui Tandjung Pengharapan (Cape of Good Hope) jang terletak diudjung selatan benua Afrika.
Tetapi djarak jang harus ditempuh melalui Tandjung Pengharapan ini sangat lebih djauh apabila dibandingkan dengan melalui terusan Suez. Sebab terusan Suez menggunting gentingan tanah diantara benua Asia dan Afrika, hingga dengan demikian mempersingkat lalu lintas pelajaran.
Pada tahun 1854 Said Pasha, Radja Muda Mesir, memberi izin (konsessi) kepada Ferdinand de Lesseps untuk menggali gentingan tanah Suez.
Djauh sebelum itu telah banjak para ahli dan organisasi internasional mengemukakan rentjana mereka untuk membuka gentingan tanah Suez. Diantara mereka dapat ditjatat, bahwa Harun al Rasjid pernah mengemukakan rentjananja, tetapi terpaksa dilepaskan, karena adanja pendapat lain jang mengatakan, bahwa akan berbahajalah membiarkan pantai Arab terbuka bagi armada Byzantium.
Napoleon Bonaparte, penakluk Eropa jang terkenal itu, ketika pada tahun 1798 ada di Mesir djuga pernah memerintahkan untuk menjelidiki kemungkinan-kemungkinan dibuatnja terusan Suez. Karena
11