Halaman:Dr Soetomo Riwayat Hidup dan Perjuangannya.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pai pukul 2 malam njonja Soetomo masih bekerdja didapur, membuat nasi-goreng dan sebagainja; sering dibantu oleh para maha-siswa jang muda-muda, jang dengan gembira mentjutjikan piring dan sendok-garpu.

Setelah pulang kembali ke Indonesia dan Dr Soetomo diangkat sebagai guru pada N.I.A.S. di Surabaja, ada harapan bagi suami-isteri Soetomo untuk hidup nikmat, karena tinggal dikota besar dan tak akan dipindah-pindahkan, lagi pula akan menerima gadji jang sangat tjukup.

Tetapi malang bagi njonja Soetomo, karena hawa panas kota Surabaja tidak tjotjok bagi kesehatan badannja, sehingga ia harus sering tetirah ketanah pegunungan. Dipegunungan badannja terasa sehat, tetapi hatinja tidak merasa senang, karena terpisah dari suaminja.

Ditempat beristirahat didesa Tjlaket, dikaki gunung Penanggungan, jang dibuat menurut rentjana Dr Soetomo sendiri, hanja dua kali dalam seminggu Dr Soetomo dapat datang mendjenguk isterinja. Untuk mengisi kesepian kehidupannja digunung itu njonja Soetomo banjak berbuat kebadjikan bagi penduduk desa sekitarnja. Penduduk jang sakit diberi obat, mereka jang luka-luka dipelihara olehnja; dimana ada jang memerlukan, diberikan sokongan uang.

Kesemuanja itu tak dapatlah mengelakkan, bahwa badan njonja Soetomo jang lemah itu, serta perasaan tak berbahagia dalam hatinja itu, achirnja mendjadikan kesehatannja sangat terganggu. Karena sakitnja, pada tanggal 17 Februari 1934 pulanglah ia kerachmatullah. Pada waktu penguburannja, jang mendapat perhatian besar dari segala bangsa, Dr Soetomo mengutjapkan pidato sebagai berikut:

'Perkenankanlah saja didalam pertemuan ini memakai bahasa isteri saja untuk melahirkan perasaan terima kasih atas kehormatan dan perhatian jang kami terima, pada waktu jang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, waktu datang masanja saja harus menjerahkan badan djasmani isteri saja keharibaan Ibu Pertiwi. Perkawinan antara dua orang dari satu bangsa jang sama keadaannja, serupa pera-

34