Halaman:Dr Soetomo Riwayat Hidup dan Perjuangannya.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kan orang Belanda diwaktu itu, belum dapat menerima adanja perkawinan antara njonja Belanda dengan seorang 'Inlander'. Perselisihan timbul antara kakak dan adik, sehingga menambah penderitaan bagi siadik.

Djuga masjarakat bangsa Indonesia belum dapat menerima perkawinan antara Indonesia dengan Belanda itu dengan gembira. Dikalangan rakjat banjak orang jang menganggap tidak pada tempatnja, bahwa seorang pemimpin Indonesia beristeri dengan perempuan bangsa Belanda; bahkan setengah orang mengatakan bahwa dengan perkawinan dokter Soetomo itu rakjat Indonesia telah kehilangan seorang pemimpinnja.

Njonja dokter Soetomo ternjata sangat setia terhadap suaminja. Dari tahun 1917 hingga 1919, sebagai pegawai negeri jang masih ketjil gadjinja, Soetomo ditempatkan dikota ketjil di Sumatra, Baturadja, dimana segala keperluan rumah tangga serba mahal. Karena disitu sukar mendapat budjang jang tjakap, djika tak mampu mengeluarkan biaja banjak, terpaksalah isteri dokter Soetomo bekerdja sendiri sebagai 'koki' dan 'babu tjutji'.

Dari tahun 1919 hingga 1923 dikala Soetomo melandjutkan peladjarannja di Eropa, hidup kedua suami-isteri Soetomo-pun tidak dapat dikatakan nikmat. Sebagian besar waktu Soetomo dipergunakan untuk menuntut pengluasan pengetahuan, sedangkan nafkah jang diterima Soetomo tidak berlebih-lebihan, sehingga njonja Soetomo terpaksa bekerdja keras djuga untuk memelihara rumah tangga dan hampir tak pernah dapat pesiar ketempat-tempat penghibur hati. Bahkan pada waktu orang pesiar, jaitu Saptu petang dan hari Minggu, kesibukan bertambah, karena tempat kediaman Soetomo biasa dipakai untuk tempat pertemuan para peladjar dan para terpeladjar Indonesia di Amsterdam. Pada waktu 'week-end' itu sering datang pula putera-putera Indonesia dari Leiden, Utrecht dan Delft dirumah Soetomo. Disitu mereka menemui hidangan-hidangan setjara Indonesia. Kadang-kadang sam-

33