Lompat ke isi

Halaman:Detective Chiu.pdf/79

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

TJINTA CONTRA HARTA

77

Dengen suara keras ia berkata: „Ach...... sudalah ibu, kau djangan menduga djelek atas dirinja engko Tjoan Hin. Ia sama sekali belon perna membudjuk aku. Tjuma sadja aku suda berdjandji kepadanja buat mendjadi ia punja istri. Aku tjinta pada Tjoan Hin.”

„Bukan...... Lena, bukan aku mau persalahken padamu. Tjuma sadja kau ini rupanja belon mengetahuin dengen djelas apa itu jang dinamaken HARTA. Barang itu ada sanget penting sekali dalem manusia punja penghidupan. Ia bisa menjiptaken segala rupa hal, jang kita sebagi menusia harus mempunjain, Orang² muda djeman sekarang melainken tjuma kenal Tjinta sadja...... apatah orang dapet hidup melainken dengen Tjinta melulu......?”

Sebagi lakunja satu pendita dalem gredja, begitulah terus menerus itu ibu mata duitan membudjuk putrinja dengen pandjang lebar. Lena berdiam sadja...... ia menangis sesenggukan. Pada waktu itu mendadak Sian Kheng masuk kedalem kamarnja ia punja putri. „Hei Lena...” katanja: „kenapa bolenja kau djadi begini? Kita suda trima baek lamarannja Tjong Bian itu ada guna kau punja kebruntungan, djuga aku sebagi kau punja orang tua ada mempunjain hak penuh atas dirimu. Aku tau bahua hatimu suda kena ketarik oleh anak miskin...... bukan?? Nah...... apa aku kata, bukantah anak itu ada sanget kurang adjar sekali? Maka itu kapan ia brani dateng lagi kesini, aku nanti usir padanja sebagi se-ekor andjing......” Gadis mana masih tinggal diam sadja. Hatinja di rasaken sakit sekali atas perkatahannja ajahnja jang menusuk ia punja hati...... Tjoan Hin mau di usir sebagi se-ekor andjing.......