Lompat ke isi

Halaman:Detective Chiu.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

HARTA LAWAN TJINTA

73

saja tolak itu lamaran, kerna sebetulnja djuga Lena itu suda di perdjodoken oleh ia punja sudara misan dari Bandung......” Hampir-hampir sadja Lena rubu. Dadanja di rasaken sesek, kepalanja pusing...... Ia lalu banting dirinja di atas pembaringan, sambil lampiasken ia punja kesedian......

Waktu ibunja Tjoan Hin suda pulang, Tien Nio merasaken badannja sanget lemes sekali seperti tida bertenaga, aer matanja turun dengen deres sekali membasaken sang bantal...... Itulah ada satu vonnis, vonnis mati jang suda di keluarken oleh ibunja...... Sebetulnja ibunja Tien Nio suda berdjusta terhadep ibunja Tjoan Hin, sekedar buat menolak sadja lamaran tersebut. Sebabnja jang betul jalah, pada bebrapa hari berselang familie Oeij telah menerima satu lamaran dari satu familie di Bandung. Njonja Sian Kheng telah djustaken pada njonja Tjiam bahua ia punja putri suda di pertundangken oleh ia punja sudara misan...... Lamarannja itu orang Bandung masih belon di putusken, kerna ajahnja Lena hendak minta tempo dulu buat sepulu hari lamanja. Ini semuanja suda terdjadi di luar taunja...... Lena sendiri...... Kho Tjong Bian dari Bandung itu ada seorang hartawan jang usianja ada ampir ampat pulu tahon. Berhubung dengen meninggalnja ia punja istri jang pertama, maka itu ia ada niatan buat beristri kombali. Pada ajahnja Lena ia ada kenalan lama, kerna Tjong Bian itu ada mendjadi eigenaar dari Perkebonan karet „Djaja Mulia”, di mana Sian Kheng seringkali berhubungan dagang padanja. Apa mau jang lamaran itu telah di madjuken hampir dengen berbareng, suda tentu sadja si „KAKAP” jang menang, masa si Tjetjere???”