Kalau aku pergi ke luar negeri, dik
Karena aku ingin merdeka dan menemukan diri.
- (Simphoni, 1957)
Apa yang dikemukakan Subagio Sastrowardoyo dalam sajak di atas terungkap juga dalam sajak W.S. Rendra berikut ini, "Ballada Petualang":
....
- Orang cerita dua kubur di bukit.
+ Ya manis, ya ya —
- Anak lelaki tak tinggal di rumah pusaka.
+ Ya manis, ya ya —
Kerna akan diumpat detak jantungnya
tiada ia akan bisa balik
lalu ia pun menadah nasibnya.
Kampung tiada lagi berwarna yang dulu
berkata para tetangga:
- Anak lelaki yang baik itu
mengapa tiada balik-balik juga?
- (Ballada Orang-orang Tercinta, 1957)
Dalam sajak Rendra di atas, si anak muda bertualang karena masyarakat kampungnya tidak dapat lagi menghargai pandangan-pandangan pribadinya. Ia bertualang untuk mencari dan menemukan diri. Dengan demikian, petualangan atau pengembaraan dalam sajak-sajak Indonesia seringkali berkonotasi pencarian atau penemuan diri. Pencarian atau penemuan diri lewat petualangan atau pengembaraan itu dilakukan karena biasanya masyarakat tak lagi memberi tempat untuk pandangan-pandangan hidup yang bersifat pribadi.
4.6 | Citra Manusia yang Resah terhadap Keadaan Masyarakat |
Keresahan yang timbul dalam masyarakat pada dasarnya timbul karena konflik antara manusia atau sekelompok manusia dengan masyarakat. Konflik di sini tidak semata-mata konflik karena perbedaan kepentingan, tetapi mencakupi juga konflik yang timbul karena perbedaan pandangan mengenai situasi tertentu
72
Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960