dipinggir pondok mereka.
Begitu mereka tinggal, pada malam harinya, turun hujan lebat, guntur dan kilat berganti-ganti .
Guntur menyebabkan. terkumpul kayu-kayu. Kilat menyebabkan sebuah rumah jadi terbangun dan angin membikin bersih halaman-rumah tersebut.
Pagi-pagi mereka keluar melihat keadaan tempat yang sudah berubah. Mereka heran sekali akan keadaan yang tiba-tiba lain. Semalam-malaman selama hujan lebat mereka tidur nyenyak ternyata besoknya telah berdiri sebuah rumah bagus yang siap untuk dipakai. Di dalamnya sudah lengkap dengan perabot-perabot yang diperlukan. Pekarangannya sudah penuh dengan bunga-bungaan yang indah. Dan merekapun dapat mencium keharuman bunga-bunga itu. (Kemudian mereka sekarang bertempat tinggal di rumah baru).
Pada suatu waktu, Aikumen dengan kedua anaknya pergi ke dusun untuk menokok sagu. (Apa yang terjadi di rumah ?). Bulu-bulu kepala turun lalu memanggil bulu-bulu lainnya. Kesemua bulu-bulu itu menjadi manusia. Mereka menari-nari dipekarangan sehingga pohon-pohon bunga menjadi rusak. Kemudian mereka masuk rumah dan menghabiskan makanan yang disimpan oleh Aikumen.
Sewaktu Aikumen dengan anaknya datang ke rumah pada siang harinya, orang-orang yang lagi ”berpesta-pora” itu menciumnya dan dengan cepat bulu-bulu kepala memerintahkan bulu-bulu lain untuk masuk kembali ke tempathya masing-masing.
Begitu Aikumen dan anak-anaknya melihat keadaan pekarangan rumahnya rusak mereka sangat heran.Pikimya :”Siapakah gerangan yang merusak tanaman dan juga yang menghabiskan makanan simpanan ?”.
Mereka berunding dan memutuskan agar Kokiwai tinggal saja di rumah untuk meneliti siapa yang telah berlaku jahat itu sedang lainnya dapat pergi ke hutan.
38