— 317 —
kaloe ada soewara apa-apa ijang mendatengi. Pada tiap kali ija terampoel oleh ombak besar, ija melirik koeliling. Sesoewatoe ombak ijang besaran dari ijang lain-lain, ada disangka olehnja satoe praoe ijang menjoesoel padanja. Maka sering kali ija seloeloep dengen sekoenjoeng-koenjoeng dan berenang tjepat di dalem ajer.
Sigra djoega benteng d'If soedah tida kalihatan lagi olehnja, tapi masih teringat sadja.
Sa. . .soedah berlalo sadari Dantes dilimparken ka laoet. Sedeng begitoe, Dantes tida ingat tjape dan teroes sadja berenang ladjoe.
Dengen sekoejoeng-koenjoeng ija merasa, bahoewa langit ijang hitam, ada djadi lebih hitam lagi dan mega ijang tebal dan besar, bakal toeroen ka atas kapalanja sedeng begitoe, ija merasa sakit di loetoetnja.
Dantes mendoega, ijang ija ada ditembak oleh orang ijang menjoesoel, tapi ija tida denger boenjinja senapan Sedeng ija maoe tjoba merabah pada loetoetnja, kakinja kena pada tanah. Di sitoelah baroe ija tjoba melihat betoel-betoel pada itoe barang hitam ijang ija kira mega adanja, dan dapet taoe, ijang barang itoe soewatoe boekit karang. Boekit itoelah poelo Tiboulen.
Dantes lantas berdiri dan djalan mengerobok di ajer aken naik ka poelo itoe. Setelah soedah sampe di darat, ija bersoekoer pada Allah, laloe berdoedoek di atas karang dengen menjender pada karang, dan maskipoen angin ada keras dan ajer hoedjan ada toeroen menetes djarang-djarang, sigralah djoega Dantes itoe djadi poelas dengen enak, selakoe orang ijang tidoer di atas pembaringan ijang empoek
Sesoedahnja tidoer poelas kira-kira satoe djam, Dantes