— 306 —
bahoewa ada seorang ijang berkata begini.
„Wah, ini sigila roepanja telah berangkat aken mentjari hartanja. Selamat djalan!"
„Apa goena harta itoe, sedeng ija sekarang tida mampoeh aken membeli kain mati," sahoet seorang.
„Kain mati dalem pendjara d'If ada amat moerah," berkata poela ijang pertama itoe.
Barangkali. dari sebab dia ada seorang Padri, maka ija tida dikoeboer seperti orang-orang (teks tidak terbaca)"
„Tentoelah aken dimasoekken dalem karoeng."
Dantes mendenger baik-baik dan tida ada satoe perkataän ijang tida di denger, tjoema ija tida mengarti betoel apa ijang dimaksoedken. Setelah soedah, ija denger ijang orang-orang itoe berangkat. Tetapi ija tida berani masoek, sebab boleh djadi ijang seorang djoeroe koentji ada tinggal mendjaga Dari itoe ija menoenggoe sambil menahan napasnja. Satoe djam kemoedian ija denger ijang Gouverneur dateng kombali bersama docter. Njatalah ijang docter itoe memeriksa mait Padri Faria sebab ija denger ijang docter itoe kemoedian, membri taoe pada Gouverneur ijang Padri Faria bener soedah mati.
„Akoe menjesal mendenger katamoe, docter," sahoet Gouverneur „sebab Padri itoe maskipoen gila, tida djahat dan sering kali membri kasoekaan pada kita-orang."
„Bener," kata djoeroekoentji „maskipoen dia tinggal disini lima poeloeh tahon lamanja, tida nanti ija membikin soesah pada kita-orang, atawa ada niat aken lari."
„Maskipoen kaoe telah membri taoe ijang Padri ini soedah meninggal, maka baiklah kaoe periksa lagi baik-baik, soepaja djangan bisa djadi kaliroe," berkata poela Gouver-