— 290 —
roeh membawa soerat itoe, roepanja tida sampe bertemoe padanja.
Spada mengarti apa kehendakannja Paus dengen oendangan itoe. Oa taoe bahoewa djika ija terima oendangan ijang demikian itoe, sama djoega dengen Paus berminta ija poenja djiwa. Maskipoen begitoe, Spada tida takoet. Dan pada poekoel doea ija pergi kataman itoe. Paus menjamboet padanja dipintoe taman. Koetika itoe, Spada mendapat lihat djoega keponakannja ijang berpake pakean kapitein kebesaran. Moelanja ija ada disitoe, sebab ija soedah dapat djoega oendangan dari Cesar Borgia. Spada mendjadi poetjet, apa lagi sebab ija lihat ijang Cesar memandang padanja sambil bersenjoem, seoepama ija aken mengataken ijang ija hendak membinasa familie Spada sama sekali.
„Atas permintaän Paus maka berdoedoeklah sekalian pada medja santapan. Koetika itoe Spada ada sempat akan bertanja pada keponakannja apa ija terima soeratnja. Maka keponakannja menjahoet ijang ija tida terima soerat itoe, tapi njatalah ijang ija mengarti apa maksoednja soerat itoe. Tetapi apa maoe dikata, sekarang soedah terlandjoer, ija soedah minoem anggoer ijang ditoewang boeat ijanja itoe.
Satoe djam kemoedian Spada dan keponakannja doea-doea sampe pada adjalnja, Spada sendiri djatoh mati koetika hendak keloear dari taman, sedeng keponakannja mati didepan pintoe roemahnja sambil membri tanda pada istrinja, tapi tida dapat diartikan.
Dengen tida tempo lagi Paus dan Cesar merampas warisan kedoea bangsawan itoe, katanja akan memeriksa soerat-soeratnja. Akan tetapi warisan itoe tjoema terdiri dari satoe soerat dimana ada tertoelis begini: „Akoe wariskan