— 123 —
liwat di itoe tempat ijang tiga ratoes langkah sadja djaoehnja dari padanja!
Sinarnja api satoe pelita ada kelihatan berkelik-kelik di desa orang Catalaǎn.
Dengen memandang pada djoeroesannja sinar api itoe, Dantes ada merasa, bahoewa api itoelah ada menerangi kamarnja nona Mercedes. Nona ini sendiri sadja ijang masih tinggal bangoen di itoe desa ketjil. Saändenja Dantes memanggil dengen soewara triak, tida oeroeng soewaranja nanti didenger oleh itoe nona.
Tapi Dantes tinggal berdiam sadja; kerna apalah orang nanti bilang, kaloe ija triak-triak selakoe orang gila? Maka ija berlakoe sadja seperti orang bisoe, tinggal memandang pada itoe sinarnja api pelita.
Sedang begitoe, sang praoe berdjalan teroes-meneroes; tapi Dantes tida ingat ijang ija ada di dalem praoe: ija beringat sadja pada Mercedes.
Praoe itoe membelok di oedjoeng tandjoeng, dan itoe api tida kelihatan lagi.
Dantes menengok ke fihak lain, laloe mendapet taoe bahoewa praoe itoe menoedjoe ka tengah laoet. Sedang ija berdoedoek dengen berpikir, matroos-matroos pasangken lajar, dan praoe itoe lantas berdjalan dengen tertolak angin.
Maskipoen Dantes ada merasa tidak enak aken tanjaken lagi apa-apa pada soldadoe itoe, tida loepoet ija berbalik pada marika itoe, dan sambil memegang pada tangannja satoe dari orang-orang itoe, ija berkata :
„Sobat!" dengen mengoesoet pada hati sendiri, „biarlah kaoe ini merasa kesihan padakoe dan sahoeti pertanjaän-